Gubernur Dedi Mulyadi Larang Wisuda Kelulusan Siswa-Siswi, Orang Tua Asal Tasikmalaya Sudah Khawatir

Gubernur Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, berbicara di salah satu acara baru-baru ini. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, baru-baru ini mengeluarkan kebijakan untuk melarang penyelenggaraan acara wisuda kelulusan siswa-siswi sekolah pada tingkat pendidikan TK, SD, SMP, dan SMA sederajat.

Menurutnya, acara wisuda yang selama ini dilaksanakan pada tingkat-tingkat tersebut tidak sesuai dengan konteks, karena acara wisuda lebih tepat diadakan pada tingkat pendidikan tinggi, seperti untuk lulusan S1 atau Diploma.

Dalam sebuah video berdurasi 2,55 menit yang diunggah melalui akun media sosialnya, Dedi menjelaskan bahwa pelaksanaan wisuda di tingkat pendidikan dasar dan menengah justru menambah beban finansial bagi orang tua siswa.

Baca Juga:Siswa-Siswi SMAN 1 Ciawi Kabupaten Tasikmalaya Jangan Kehilangan Momentum Ramadan untuk Perdalam Ilmu AgamaNasdaq Mengalami Koreksi Seiring Kekhawatiran Perang Dagang yang Meningkat

Menurut dia, acara wisuda ini biasanya membebani orang tua, yang sering kali memunculkan keributan atau ketegangan, terutama terkait dengan biaya yang harus dikeluarkan.

”Wisuda ini biaya lagi, ribut lagi,” ungkapnya dalam akun media sosial Facebook Kang Dedi Mulyadi (Bapa Aing) itu.

Sebagai alternatif, Dedi Mulyadi mengusulkan agar sekolah merayakan kelulusan siswa dengan cara yang lebih positif dan sederhana, seperti yang dilakukan pada zaman dahulu.

Ia juga menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan membangun ruang pertunjukan di setiap sekolah yang memiliki lahan cukup luas.

Rencana ini bertujuan untuk menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan-kegiatan seni dan budaya, seperti pertunjukan tari dan film, yang dapat dilaksanakan secara bergiliran dengan kapasitas antara 1.000 hingga 1.500 orang.

Lebih lanjut, Dedi menambahkan bahwa dengan adanya fasilitas pertunjukan ini, sekolah dapat menjadi tempat yang lebih berkualitas dan multifungsi.

Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi hiruk-pikuk yang selama ini terjadi saat acara kelulusan, di mana siswa dan orang tua seringkali merasa kehilangan kenang-kenangan fisik seperti foto atau album kelulusan.

Baca Juga:Investor Mulai Menganggap Serius Trump saat Pasar Keuangan Menghadapi Penurunan

Sebagai solusinya, Dedi menyarankan penggunaan platform digital seperti Google Drive untuk menyimpan kenang-kenangan secara praktis dan aman, yang tentunya akan lebih efisien daripada mencetaknya.

Salah satu orang tua siswa asal Kabupaten Tasikmalaya, Wiwin (40), mendukung kebijakan tersebut.

Ia mengungkapkan bahwa beban biaya yang ditimbulkan oleh acara wisuda, seperti menyewa pakaian wisuda dan biaya lainnya, seringkali menjadi masalah bagi keluarga.

0 Komentar