Dolar AS Tertekan Perang Dagang Trump, Kebijakan Fiskal Jerman Gegerkan Pasar Obligasi, Bitcoin Terkoreksi

Dolar AS Tertekan
Ilustrasi dolar AS tertekan. (DALL-E)
0 Komentar

Reaksi pasar terhadap kebijakan baru ini sangat jelas terlihat pada pasar obligasi.

Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman 30 tahun melonjak hampir seperempat poin persentase pada perdagangan awal hari tersebut, menuju kenaikan terbesar sejak Oktober 1998.

Di pasar global, investor mulai memperhatikan pergeseran dalam kebijakan fiskal Jerman sebagai indikator perubahan besar dalam dinamika pasar keuangan Eropa.

Baca Juga:Pertarungan Miliarder, Elon Musk Gagal Hentikan Rencana OpenAI Menjadi Perusahaan LabaApple MacBook Air Terbaru Hadirkan Chip M4 dan AI Canggih dengan Harga Lebih Terjangkau

Dario Perkins, direktur pelaksana global makro di TS Lombard, menyatakan bahwa perubahan ini sangat penting karena Jerman merupakan tolok ukur bagi banyak pasar Eropa lainnya.

Pasar Minyak dan Bitcoin Terkoreksi

Perang dagang yang berkembang dengan cepat juga turut memengaruhi pasar komoditas.

Harga minyak mentah turun ke level terendah dalam enam bulan, karena ketakutan akan dampak tarif yang lebih tinggi dan penurunan permintaan energi global.

Sementara itu, harga bitcoin berbalik stabil di sekitar $87.800 setelah mengalami volatilitas yang cukup tinggi sepanjang minggu sebelumnya.

Di sisi lain, pasar saham AS juga tertekan. Indeks S&P 500 turun 1,2%, sementara futures mengalami kenaikan 0,7% pada hari berikutnya.

Sementara itu, indeks dolar AS merosot 0,5% menjadi 105,03, yang membawa kerugian total dolar dalam tiga hari terakhir menjadi 2,3%, penurunan terbesar yang tercatat sejak akhir 2022.

China Tetap Fokus pada Pertumbuhan Ekonomi

Di China, kebijakan fiskal juga tidak luput dari perhatian pasar.

Baca Juga:Ether Hampir Terkena Likuidasi Besar, Waspadai Level-Level Kritis BerikutMengapa Cadangan Kripto AS Bisa Merusak Masa Depan Bitcoin? Ini 8 Alasan yang Wajib Diketahui

Pihak berwenang di Beijing mempertahankan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5% untuk tahun 2025 dan mengalokasikan lebih banyak sumber daya fiskal untuk mengurangi dampak tarif AS yang meningkat.

China juga menargetkan defisit anggaran sekitar 4% dari PDB pada 2025, naik dari 3% pada 2024.

Sebagai bagian dari kebijakan ini, yuan offshore sedikit melemah, diperdagangkan pada 7,2629 terhadap dolar AS setelah mencatatkan reli besar pada sesi sebelumnya.

Beberapa analis mengaitkan penurunan nilai yuan dengan kecenderungan investor yang mulai menghindari dolar AS akibat ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang. (Sandy AW)

Sumber: Reuters

0 Komentar