RADARTASIK.ID – Perang frontal nampaknya mulai terjadi di AC Milan dimana fans mulai melawan secara terbuka terhadap dan para pemain mendapat cemoohan dari Curva Sud—ultras garis keras Rossoneri.
Laga kandang melawan Lazio di San Siro menjadi malam yang pahit dan tak terlupakan bagi seluruh elemen klub.
Rossoneri menelan kekalahan ketiga secara beruntun di liga, setelah sebelumnya kalah di kandang Juventus dan Bologna.
Baca Juga:Francesco Totti Inginkan Carlo Ancelotti Sebagai Pengganti Ranieri: "Ia Pintar Mengelola Pemain Juara"Prediksi Real Madrid vs Atletico Madrid: Diego Simeone Yakin Kalahkan Los Blancos
Kini, harapan untuk finis di posisi keempat dan lolos ke Liga Champions musim depan tampaknya semakin menipis.
Menjamu Lazio di kandang, Curva Sud mengirim pesan tegas kepada manajemen Milan dengan mengosongkan tribun mereka selama 15 menit pertama pertandingan.
Hanya ada satu spanduk besar bertuliskan “Hanya untuk seragam”, sebuah sindiran tajam terhadap pemilik klub Gery Cardinale.
Setelah masuk kembali ke stadion, siulan keras pun menggema. Setiap kesalahan, kehilangan bola, atau umpan yang meleset langsung mendapat cemoohan dari para suporter.
Ketika Chukwueze mencetak gol penyeimbang, sempat muncul harapan, tetapi semua sirna setelah Lazio mencetak gol kemenangan lewat penalti di menit ke-98.
Di dalam stadion, kondisi San Siro sangat tegang dan penuh tekanan. Para pemain Milan tampaknya kesulitan menghadapi atmosfer seperti ini, sesuatu yang disoroti oleh pelatih Sérgio Conceição.
“Para pemain merasakan apa yang terjadi di sekitar klub. Ini pertama kalinya saya melatih dalam situasi seperti ini. Kami tahu, saat suasana seperti ini, segalanya jadi sulit—tidak ada satu pun dribel atau umpan yang berjalan lancar,” ujar Conceição.
Baca Juga:AC Milan Tertarik Gantikan Sergio Conceicao dengan Roberto De ZerbiJuventus Kalahkan Verona 2-0: Nyonya Tua Dekati Inter di Puncak Klasemen
Kini, hubungan antara tiga elemen utama klub—penggemar, tim, dan manajemen—tampaknya berada di titik terendah.
Milan saat ini berada di posisi ke-9 Serie A, telah tersingkir dari Liga Champions, dan berisiko kehilangan tempat di kompetisi Eropa musim depan.
Situasi ini mencerminkan krisis yang semakin mendalam dan membuat fans kehilangan kesabaran.
Spanduk protes seperti “Milan untuk penggemar Milan”, “Klub ini tidak pantas untuk kami”, dan “Cardinale, jual klub ini” menggambarkan betapa jauhnya hubungan antara penggemar dan pemilik klub.