GARUT, RADARTASIK.ID – Sejak Senin sore beberapa wilayah di Kabupaten Garut diterpa hujan dengan intensitas tinggi. Peristiwa itu menyebabkan terjadinya bencana banjir di beberapa wilayah, termasuk perkotaan Kabupaten Garut.
Setidaknya ada lima kecamatan yang mengalami banjir. Di antaranya Kecamatan Tarogong Kidul, Kecamatan Tarogong Kaler, Kecamatan Wanaraja, Kecamatan Samarang dan Kecamatan Bayongbong.
Bupati Garut Abdusy Syakur Amin mengatakakan pentingnya mengidentifikasi penyebab utama bencana yang kerap terjadi di Kabupaten Garut.
Baca Juga:Destinasi Wisata di Garut Ini Masih Jarang Orang Tahu, Ini Daftar dan LokasinyaJerit Buruh di Garut yang Terancam Kena PHK Massal Usai Pabrik Bulu Mata Tiba Tiba Tutup
Hal ini bertujuan agar pemerintah daerah dapat melakukan langkah-langkah preventif dan penanganan yang lebih efektif di masa mendatang.
Partisipasi aktif seluruh elemen masyarakat, kata Syakur, diperlukan guna mendukung penanganan dan pencegahan bencana.
“Apa yang kami lakukan ini diharapkan dapat menjadi teladan bagi masyarakat dalam mencegah bencana masa yang akan datang,” ucapnya, Selasa 4 Maret 2025.
Sekda Kabupaten Garut Nurdin Yana mengatakan, Kecamatan Bayongbong menjadi wilayah paling terdampak bencana.
Jika tidak segera ditangani, bencana di wilayah tersebut berpotensi merusak puluhan hektare lahan pertanian.
“Pak bupati mengisyaratkan kepada kami semua para kepala SKPD, agar segera melakukan langkah-langkah konkret sesuai dengan fungsional kita masing-masing,” ucap kepala BPBD Kabupaten Garut itu.
Nurdin mengatakan sudah melakukan penanganan, baik melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), kemudian Dinas Lingkungan Hidup, termasuk camat dan kepala desa.
Baca Juga:Harga Cabai Rawit Tembus Rp 100 Ribu/kg di Garut, Hal Ini Diduga PemicunyaApel Gabungan Perdana di Bulan Ramadan, Banyak ASN di Garut Terlambat
Ia menyebut kesadaran masyarakat masih terbilang rendah kaitan dengan membuang sampah sembarang ke sungai atau selokan. Itu yang menyebabkan saat hujan, aliran air jadi tersumbat dan air meluap.
Maka dari itu sesuai instuksi bupati bahwa akan dilaksanakan gerakan penanganan bencana secara mandiri di setiap kecamatan.
“Jadi titik pencanangan inilah nanti yang memicu agar semua masyarakat, tidak terkecuali itu bisa sama-sama melaksanakan kegiatan secara mandiri di wilayah masing-masing,” ungkapnya.
Sekda menyampaikan, berdasarkan informasi dari BMKG, musim hujan di wilayah Garut diperkirakan berlangsung hingga Mei 2025.
Oleh karena itu, Pemkab Garut akan menyiapkan langkah-langkah penanganan bencana hidrometeorologi.
Ia mengatakan, bencana di Kabupaten Garut kali ini cukup masif dan cukup berdampak kepada masyarakat.