TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Penjualan bahan bakar minyak (BBM) Pertamax di sebagian SPBU diklaim tidak terdampak atas kasus korupsi petinggi Pertamina. Meskipun sebagian pengguna BBM non subsidi mengaku ada keraguan untuk membeli Pertamax.
Dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi yang menjerat sejumlah petinggi Pertamina, pihak Kejagung menyebut modusnya yakni dengan membuat Pertamax oplosan. Hal ini pun membuat publik kesal khususnya para pengguna Pertamax.
Pantauan Radartasik.id pengisian BBM di sejumlah SPBU relatif normal. Hanya saja terlihat jarang konsumen yang membeli Pertamax khususnya di kalangan pengguna sepeda motor.
Baca Juga:Soal Pengadaan Mobil Dinas Viman-Diky, Netizen: Â Lebih Manfaat Untuk Truk Sampah!Pedagang Pasar Padayungan Kota Tasikmalaya Penuhi Jalan dengan Sampah, Tak Ada Kontainer dan Pengangkutan
Kendati demikian, pihak SPBU rata-rata menyebutkan bahwa pembelian Pertamax masih relatif stabil. Meskipun banyak pertanyaan soal oplosan BBM dari korupsi petinggi Pertamina.
Seperti diungkapkan pengawas SPBU 34.46104 Jalan Mayor SL Tobing, Rizal Kamaludin yang mengaku bahwa pihaknya pun kaget saat mendengar informasi kasus Pertamax Oplosan. Namun setelah dicek, nyatanya kasus ini bukan suplai ke Tasikmalaya. “Setelah saya cek, kasusnya tidak ada kaitan dengan suplai ke Tasikmalaya,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (3/2/2025).
Meskipun informasinya ramai, dia melihat pembeli pun sudah memahami kondisinya. Sehingga dirinya mengklaim penjualan Pertamax tidak menurun, bahkan karena memasuki Ramadan kecenderungannya meningkat. “Biasanya pengisian itu 4 kali, bulan ini sudah 5 kali (pengisian pertamax),” ujarnya.
Tidak dipungkiri petugas pengisian banyak yang ditanyai soal kasus Pertamax oplosan. Namun hal itu dijawab bahwa BBM non subsidi tersebut dipastikan aman bukan oplosan. “Yang nanya ke operator suka ada juga,” katanya.
Serupa dengan petugas SPBU 34.461.03 di Jalan RE Martadinata, Pasha Faisal Robbani. Dia pun mengaku cukup sering ditanya konsumen soal Pertamax oplosan. “Enggak tahu kalau di daerah lain, tapi kalau di sini enggak,” ucapnya.
Soal penjualan pertamax, menurutnya relatif stabil karena mobil tanpa barcode atau di atas 2.000 cc tidak bisa membeli pertalite. Sehingga mereka mau tidak mau bertahan di pertamax. “Kalau mobil yang tidak ada barcode kan tidak bisa beli Pertalite, jadi sepertinya tidak ada penurunan (penjualan pertamax),” ujarnya.