TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) di Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPKBP3A) Kabupaten Tasikmalaya mengeluarkan imbauan kepada masyarakat, khususnya orang tua, untuk tidak membiarkan anak-anak terlibat dalam tradisi perang sarung yang belakangan ini banyak dipraktekkan.
Kasubag UPTD PPA Kabupaten Tasikmalaya, Carmono SIP, mengingatkan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak, khususnya dalam permainan yang sering dianggap sepele.
Menurutnya, meskipun perang sarung merupakan tradisi lama yang sudah dikenal sejak tahun 1980-an, cara permainannya kini telah berubah dan bisa menimbulkan bahaya.
Baca Juga:Tak Dihiraukan, Warga Arcamanik Bandung Tolak Alih Fungsi Gedung Serbaguna Jadi Tempat PeribadatanHedge Fund Tinggalkan Saham AS, Fokus ke Asia, Apa Dampaknya bagi Pasar?
Dulu, perang sarung dilakukan dengan sarung kosong yang tidak boleh mengenai kepala.
Namun, seiring berjalannya waktu, anak-anak seringkali mengisi sarung dengan benda keras seperti batu atau bahkan senjata tajam (sajam), yang bisa sangat membahayakan keselamatan mereka.
Carmono menambahkan bahwa fenomena perang sarung kini sering kali berujung pada korban akibat bentrokan yang terjadi, yang kerap kali viral di media sosial.
Ia pun mengimbau agar orang tua lebih berhati-hati dan selalu mengawasi anak-anak mereka, karena yang dikhawatirkan adalah anak-anak dapat melakukan hal-hal yang tidak terduga dalam permainan tersebut.
Lebih lanjut, Carmono menjelaskan bahwa makna dari perang sarung telah bergeser dari sekedar permainan yang menyenangkan menjadi ajang tawuran yang bisa berakibat fatal.
Oleh karena itu, ia mengajak orang tua untuk membimbing anak-anak mereka agar lebih memilih kegiatan positif.
Terlebih lagi, dengan datangnya bulan Ramadan, Carmono menyarankan agar anak-anak lebih fokus pada kegiatan seperti kuliah subuh, tarawih, tadarus, dan berbagai kegiatan keagamaan lainnya yang lebih mendekatkan mereka pada nilai-nilai spiritual.
Baca Juga:Vinicius Junior Mencapai 300 Pertandingan Bersama Real Madrid, Namun Kekalahan Terjadi di VillamarinGigi Mbappe Bermasalah, Real Madrid Kalah Menyakitkan, Ancelotti Ungkap Alasan Kegagalan di Betis
”Semoga di bulan puasa ini dapat meningkatkan ketakwaan anak-anak kita menjadi lebih saleh, salehah dan menjadi kebanggaan keluarga dan para orang tua,” ujar Carmono, sembari menambahkan harapannya agar tercipta perempuan yang lebih berdaya dan anak-anak yang terlindungi untuk menuju Indonesia Emas.
Sementara itu, Yayan Pebriana, bagian Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) di UPTD PPA, juga menegaskan pentingnya penggunaan sarung sebagai simbol ibadah, bukan sebagai alat untuk tawuran.