SMPN 2 Kota Tasikmalaya Tiadakan Perpisahan Kelulusan, Orangtua Beri Beragam Tanggapan

smpn 2 kota tasikmalaya tiadakan perpisahan
Pimpinan SMPN 2 Kota Tasikmalaya dan Komite berdiskusi dengan orangtua siswa merespons rencana peniadaan acara perpisahan sekolah, Kamis 27 Februari 2025. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – SMPN 2 Kota Tasikmalaya resmi meniadakan acara perpisahan kelulusan sebagai respons terhadap arahan Gubernur Jawa Barat yang melarang wisuda bagi jenjang TK, SD, dan SMP. Keputusan ini diambil untuk menghindari potensi permasalahan yang dapat berdampak pada sekolah.

Kepala SMPN 2 Kota Tasikmalaya, Hj Affi Endah Navilah MPd, menjelaskan bahwa meskipun surat edaran gubernur lebih berfokus pada jenjang SMA/SMK, pihaknya memilih untuk mengikuti arahan tersebut.

Keputusan ini juga mempertimbangkan berbagai komentar di media sosial terkait perpisahan yang dinilai memberatkan siswa yang tidak mampu.

Baca Juga:Lupa Alamat Email Google? Begini Cara Memulihkan Alamat Email Google yang Lupa atau Hilang dengan MudahChatGPT Tambah Fitur Tasks dan Operator: Beneran Bisa Jadi Asisten Pribadi?

“Kita tidak ingin guru dan sekolah terus menjadi sasaran tuduhan yang mendiskreditkan. Selama ini, perpisahan diadakan sebagai respons terhadap keinginan siswa dan orangtua. Namun, banyak komentar di media sosial yang menyayangkan jika ada siswa yang tidak mampu berkontribusi dalam iuran. Oleh karena itu, tahun ini kami memutuskan untuk tidak terlibat sama sekali dalam acara perpisahan,” ujar Affi usai rapat dengan orangtua siswa dan komite di SMPN 2, Kamis 27 Februari 2025.

Meskipun sekolah tidak melarang jika ada inisiatif dari orangtua untuk mengadakan acara sendiri, mereka menegaskan bahwa sekolah tidak akan turut campur dalam bentuk apa pun.

“Kalau pun ada acara yang digelar orangtua, kami hanya sebatas tamu undangan. Sekolah tidak akan terlibat dalam perencanaan maupun pelaksanaan,” tambahnya.

Affi juga menekankan bahwa sekolah tidak memiliki masalah meskipun tidak menggelar acara perpisahan maupun kegiatan seperti study tour.

Ia menjelaskan bahwa perpisahan di tahun-tahun sebelumnya semata-mata merupakan hasil keinginan siswa dan orangtua, bukan paksaan dari sekolah.

“Di medsos sering kita lihat, hujatan bahwa banyak komentar yang menyayangkan sekolah sering buat acara seremonial seperti itu. Seolah tidak berempati bagi orangtua siswa yang dianggap tidak mampu. Saya selaku ketua forum kepala SMPN, menegaskan tak ada persoalan, sekolah tidak pernah memaksa. Ada pun terselenggara itu murni keinginan orangtua kemudian sekolah membantu fasilitasi saja. Nah, untuk tahun ini kami di SMPN 2 menegaskan secara institusional tidak ada perpisahan,” tegasnya.

0 Komentar