RADARTASIK.ID – Setelah dua tahun berturut-turut mencatatkan hasil luar biasa, Nvidia Corp kini menghadapi tantangan baru dengan prospek keuangan yang tidak lagi secerah sebelumnya.
Perusahaan ini tetap mencatat pertumbuhan yang kuat, tetapi angka kuartalan terbaru menunjukkan adanya perlambatan, yang mengecewakan investor yang telah terbiasa dengan lonjakan pendapatan yang spektakuler.
Pada kuartal pertama fiskal yang berlangsung hingga April, Nvidia memperkirakan pendapatan sekitar $43 miliar.
Baca Juga:Kebakaran Hebat Melanda Pasar Manis Ciamis, Kios Pakaian dan Kelontongan Ludes Terbakar, Warga Pasar Jaga KiosKolaborasi Telkom Witel Priangan Timur dan Hipmi Kota Tasikmalaya, Indibiz Creator Connect Dorong Digitalisasi
Angka ini masih sedikit lebih tinggi dari perkiraan rata-rata analis yang mencapai $42,3 miliar, meskipun beberapa proyeksi optimistis menargetkan hingga $48 miliar.
Di sisi lain, perusahaan memperingatkan bahwa margin laba kotor mungkin lebih ketat dari yang diantisipasi.
Hal ini disebabkan oleh upaya mereka dalam mempercepat peluncuran desain chip terbaru, Blackwell, yang menuntut investasi besar.
Selain itu, risiko tarif AS juga menjadi faktor yang dapat membebani hasil keuangan Nvidia.
Saham Nvidia sempat mengalami kenaikan setelah pasar dibuka di New York pada hari Kamis, 27 Februari 2025, tetapi kemudian berbalik arah dan turun hingga 4,6%, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap prospek perusahaan ke depan.
Penurunan saham Nvidia tidak hanya disebabkan oleh faktor internal, tetapi juga oleh kondisi industri AI yang semakin kompetitif.
Beberapa analis mengkhawatirkan bahwa operator pusat data akan mengurangi belanja mereka, yang berpotensi mengurangi permintaan terhadap chip AI buatan Nvidia.
Baca Juga:Daftar 10 Orang Terkaya di Indonesia dan Sumber Kekayaan Mereka yang Tidak Semua Orang TahuSpekulasi Kepergian Arda Guler dan Endrick, Ancelotti Ungkap Rencana Jangka Panjangnya di Real Madrid
Selain itu, kehadiran startup asal Tiongkok, DeepSeek, menambah tekanan di industri ini.
DeepSeek memperkenalkan model AI yang diklaim dapat dikembangkan dengan biaya yang lebih rendah, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa ketergantungan pasar terhadap chip Nvidia dapat berkurang.
Meskipun Nvidia telah berusaha meredakan kekhawatiran ini, pasar tetap bereaksi negatif terhadap tantangan yang semakin besar.
Salah satu analis dari Edward Jones menyebutkan bahwa panduan keuangan Nvidia kali ini terasa kurang mengesankan dibandingkan sebelumnya.
”Panduan mereka sedikit mengecewakan,” ungkap analis Edward Jones, Logan Purk seperti dikutip Bloomberg.
Namun, ia juga menilai bahwa peluncuran awal chip Blackwell bisa menjadi faktor positif yang mampu mengembalikan optimisme investor setelah sebelumnya beredar laporan tentang kemungkinan penundaan produksi.