TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) Kota Tasikmalaya melakukan pemantauan hilal di Pantai Sidangkerta Kabupaten Tasikmalaya. Kendati demikian, penetapan awal Ramadan tetap mengacu pada hasil sidang Isbat dari Kemenag RI yakni bertepatan dengan 1 Maret 2025.
Sejak Kamis siang, tim BHRD Kota Tasikmalaya sudah mempersiapkan sarana dan prasarana untuk pemantauan hilal. Mereka pun menunggu momen matahari terbenam antara pukul 18.08 WIB – 18.27 WIB.
Tim ahli BHRD Kota Tasikmalaya sudah memperhitungkan posisi hilal saat matahari terbenam menggunakan teleskop. Yakni posisinya di koordinat 4°14’34, 81″ dengan sudut elongasi geosentris 5° 59′ 25,45″.
Baca Juga:Terkena Efisiensi Anggaran, BNN Kota Tasikmalaya Tetap Layani Rehabilitasi Narkoba Secara GratisPabrik Sabun di Tasikmalaya Diduga Mencemari Lingkungan, Indikasinya Muncul Fenomena Air Hujan Berbusa
Ketua BHRD Kota Tasikmalaya H Cecep Nurholis MPdI menuturkan bahwa siang hari kondisi cuaca kurang mendukung. Kendati demikian, menjelang petang cuaca menjadi cerah. “Di sini tadi pagi hujannya, tapi barusan waktu pemantauan alhamdulillah cuacanya cerah di sini,” ungkapnya kepada Radar.
Adapun hasil dari pemantauan hilal yang dilakukan BHRD Kota Tasikmalaya, H Cecep menyebutkan bahwa hilal tidak tampak. Meskipun kondisi cuaca terbilang mendukung untuk pemantauan. “Di sini tidak terlihat,” terangnya.
Akan tetapi, lanjut H Cecep, hal ini belum bisa dijadikan patokan penentu 1 Ramadan. Pasalnya pemantauan tidak hanya dilakukan oleh BHRD Kota Tasikmalaya saja. “Hasil pemantauan di sini sudah kami laporkan, Untuk penentuan Ramadan pastinya menunggu hasil sidang Isbat,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, ada 125 titik pemantauan hilal yang dilakukan di Indonesia. Secara teori, ketika salah satu titik bisa melihat hilal, hal itu mengindikasikan bahwa waktu sudah memasuki bulan baru yang dalam hal ini Ramadan.
Sejurus dengan itu, berdasar hasil hasil sidang isbat, Menteri Agama RI Nasarudin Umar mengumumkan bahwa 1 Ramadan jatuh pada Sabtu 1 Maret 2025. Hal itu merupakan hasil kajian dari berbagai aspek keilmuan serta pemantauan hilal di 125 titik.(rangga jatnika)