TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Tim Formatur Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Tasikmalaya menggelar rapat di ruang rapat Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya pada Kamis (27/2/2025).
Pertemuan ini bertujuan untuk membahas berbagai program dan kegiatan guna mendukung perkembangan industri kerajinan di kota tersebut.
Rapat ini dihadiri oleh istri Wali Kota Tasikmalaya, dr. Elvira Kamarrow, serta istri Wakil Wali Kota, Rani Permayani. Salah satu agenda utama yang dibahas adalah upaya mendaftarkan batik khas Tasikmalaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda.
Baca Juga:Anggaran PSU Pilkada Kabupaten Tasikmalaya Defisit Rp 38,7 Miliar, Pemkab Tak Punya DanaHarga Bitcoin Hari Ini Anjlok Lagi ke Rp 1,39 Miliar, Apa Sebabnya? Bisakah Naik Lagi?
“Saat ini yang telah terdaftar sebagai warisan budaya dari Tasikmalaya adalah payung geulis, kelom geulis, bordir, dan mendong. Oleh karena itu, kami berharap batik khas Kota Tasikmalaya juga bisa memiliki motif yang dipatenkan dan diakui secara resmi,” ujar Rani Permayani, Jumat (28/2/2025).
Selain itu, ia menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif di sektor kerajinan. Menurutnya, kemajuan teknologi bukanlah ancaman, melainkan peluang besar untuk memperluas jangkauan promosi produk lokal.
“Kita harus memanfaatkan teknologi sebagai sarana promosi yang efektif agar produk-produk lokal semakin dikenal luas,” katanya.
Lebih lanjut, Rani juga menyoroti pentingnya sinergi antara Dekranasda dengan berbagai elemen masyarakat, seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Kamar Dagang dan Industri (Kadin), serta dinas terkait. Kolaborasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing UMKM dan memperluas pasar mereka.
“Selain meningkatkan sarana promosi, kita juga ingin memastikan bahwa para pelaku UMKM memiliki dukungan yang cukup untuk berkembang lebih maju,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas KUMKM Perindag Kota Tasikmalaya sekaligus pengurus Dekranasda, H. Apep Yosa, menegaskan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti berbagai program yang dirumuskan dalam rapat tersebut. Salah satunya adalah mendorong promosi dan pemanfaatan digitalisasi agar produk khas daerah bisa menjangkau pasar yang lebih luas.
“Kami pun di dinas terus melaksanakan pelatihan dan pembinaan, supaya UMKM kita bisa melebarkan marketnya di era teknologi informasi ini. Setiap tahun kita adakan pelatihan dan pembinaan, diharapkan bisa membuka peluang pasar nasional bagi produk lokal kita,” tekadnya.