RADAR TASIK.ID – Penggemar garis keras AC Milan, Curva Sud, tampaknya telah mengibarkan bendera putih tanda menyerah setelah tim kesayangan mereka kalah 2-1 dari Bologna.
Kekalahan ini semakin menegaskan keterpurukan Milan, yang kini merosot ke posisi kedelapan Serie A setelah sebelumnya tersingkir dari babak play-off Liga Champions.
Para ultras Milan sudah menunjukkan ketidakpuasan mereka sejak awal musim terhadap pemilik klub Gerry Cardinale serta para direktur, termasuk Geoffrey Moncada dan Zlatan Ibrahimovic.
Baca Juga:Marco Parolo: AC Milan Mustahil Lolos ke Liga ChampionsAC Milan Dikalahkan Bologna, Jurnalis Italia: Conceicao Lebih Buruk dari Fonseca
Sebelum laga melawan Bologna, mereka memasang spanduk bertuliskan: “Hanya untuk kaus.”
Pesan itu menegaskan bahwa mereka hadir untuk mendukung lambang Milan, bukan untuk pemain, pelatih, atau manajemen klub.
Di tribun, Curva Sud terus melancarkan protes dengan meneriakkan tuntutan seperti “Tunjukkan nyali!”, “Kalian tim yang menyebalkan, kami muak dengan kalian!”, hingga seruan agar Cardinale menjual klub.
Namun, setelah peluit akhir berbunyi, kemarahan berubah menjadi keheningan.
La Gazzetta dello Sport melaporkan bahwa para ultras Milan hanya duduk diam di sektor mereka, menunggu izin keluar dari stadion yang menjadi sebuah simbol keputusasaan.
Mantan gelandang Lazio, Marco Parolo, yang menjadi analis di DAZN, menilai peluang Milan untuk finis di empat besar semakin menipis.
“Persentasenya terus menurun, saya kira sekarang hanya sekitar 10%,” ujar Parolo.
“Milan tertinggal delapan poin dari zona Liga Champions, dan ada banyak tim yang lebih konsisten di depan mereka,” lanjutnya.
Parolo juga menyoroti ketidakmampuan Milan menjaga intensitas permainan selama 90 menit. Tim asuhan Sergio Conceicao dinilai sering kehilangan fokus dan menghadapi banyak kendala fisik, termasuk cedera pemain.
Baca Juga:Kisah Unik Malcom Olivera: Pemain Brasil yang Dimiliki AS Roma Hanya SemalamEnzo Raiola Jelaskan Mengapa Anak Pelatih Timnas Indonesia Ini Gagal di AS Roma: "Ia Datang Terlalu Muda"
Di sisi lain, Parolo memuji Bologna yang menunjukkan energi dan determinasi tinggi.
Ia menyebut kemenangan comeback mereka atas Milan sebagai bukti bahwa Rossoblu memiliki mentalitas pemenang yang sedang berkembang.
Bagi Bologna, kemenangan ini dianggap bersejarah karena mereka berhasil mengalahkan Milan kembali di Serie A untuk pertama kalinya sejak Maret 2002.
Tim asuhan Vincenzo Italiano menunjukkan mentalitas tangguh dengan bangkit dari ketertinggalan setelah Rafael Leao membawa Milan unggul di babak pertama.