GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut menjadi salah satu wilayah yang memiliki ancaman bencana cukup tinggi. Mulai dari longsor, banjir, pergerakan tanah, cuaca ekstrem, dan yang lainnya.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut Aah Anwar Sarpulloh mengatakan, sesuai prediksi dari BMKG, musim hujan akan berlangsung sampai Mei.
“Makanya tadi kita siaga darurat bencana hidrometeorologi ini dari mulai 17 Oktober 2024 sampai 31 Mei 2025,” ucapnya, Jumat 28 Februari 2025.
Baca Juga:Destinasi Wisata di Garut Ini Masih Jarang Orang Tahu, Ini Daftar dan LokasinyaJerit Buruh di Garut yang Terancam Kena PHK Massal Usai Pabrik Bulu Mata Tiba Tiba Tutup
Pihaknya pun telah melakukan berbagai upaya mitigasi dengan melakukan edukasi melalui surat surat kepada camat, termasuk melakukan edukasi di medsos dan platform lainnya.
“Camat juga secara estafet menyampaikan kepada kepala desa, kemudian kepala desa ke masyarakat,” katanya.
Ia menyebut, camat sebagai kepanjangan tangan dari pihaknya dalam hal siaga darurat bencana. Camat ini adalah tim koordinasi kecamatan tangguh bencana.
Selama Februari, pihaknya mencatat, ada 17 kejadian bencana alam mulai dari bencana tanah longsor sebanyak 4 titik, cuaca ekstrem 8 titik yang tersebar di wilayah Kabupaten Garut.
Selama kurun waktu Oktober 2024 sampai Januari 2025, terdapat 199 kejadian bencana alam dengan 102 bencana longsor, 81 cuaca ekstrem, dan 16 bencana banjir.
Pihaknya pun akan membuat tim untuk melakukan assessment dampak yang ditimbulkan dari bencana tersebut dengan bekerja sama dengan dinas teknis seperti PUPR dan Dinsperkim.
Aah mengimbau masyarakat di wilayah rawan tetap waspada. “Waspadai rumah atau tempat yang berdiam atau bertempat tinggal yang memang sangat rawan, dalam artian dikhawatirkan terjadinya bencana longsor,” katanya.
Baca Juga:Pemkab Garut dan Manajemen Pabrik Bulu Mata Bertemu, Bahas Soal Nasib Ribuan Buruh yang Terancam PHKKejadian Pabrik Bulu Mata Pailit Jadi Pembelajaran, Nasib Buruh Masih Belum Jelas
Ia menyarankan apabila dirasa berbahaya, masyarakat diminta segera melakukan evakuasi mandiri ke rumah keluarga atau saudara yang lebih aman.
“Menyangkut banjir, baik kiriman atau cilleungcang diimbau untuk tidak membuang sampah sembarangan. Kita koordinasi dengan LH untuk melakukan edukasi bersama sama,” pungkasnya. (Agi Sugiana)