TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ribuan warga antre di Masjid Agung Kota Tasikmalaya untuk mendapatkan beras gratis, Kamis (27/2/2025). Memasuki ramadan, beras gratis tersebut sangat membantu masyarakat ekonomi menengah ke bawah.
Pembagian beras awalnya diposisikan di dalam masjid yang dimulai dengan tausiah, dzikir dan doa bersama. Dipimpin oleh Ketua DKM Masjid Agung Kota Tasikmalaya KH Muhammad Aminudin.
Dilanjutkan dengan pemberianberas secara simbolis oleh para pengurus DKM kepada sejumlah perwakilan warga. Setelah itu, barulah beras diberikan kepada penerima yang sudah hadir di dalam masjid.
Baca Juga:Hanya Karena Gabut Doang? 2 Remaja Hantam Pengendara Sepeda Motor Pakai Batu di Jalan Tamansari TasikmalayaJualan Sembako Murah! Jelang Ramadan Kantor Kejaksaan Negeri Kota Tasikmalaya Disulap Jadi Pasar
Bendahara DKM Masjid Agung Kota Tasikmalaya Heri Hendriyana menerangkan bahwa beras tersebut merupakan titipan dari para donatur untuk dibagikan kepada warga yang kurang mampu. Total beras yang terkumpul yakni sebanyak kurang lebih 12 ton dengan sasaran pemberian 4006 orang. “Masing-masing diberikan 3kg beras,” katanya.
Jumlah tersebut, kata Heri, terbilang lebih sedikit dibanding penyaluran bantuan beras sebelumnya. Hal itu menurutnya tidak menjadi persoalan dan penyaluran tetap bisa berjalan. “Kalau sebelum-sebelumnya sampai 20 ton, sekarang lebih sedikit,” katanya.
Untuk pertama kalinya, penyaluran dilakukan dengan pola berbeda di mana penerima dikumpulkan di dalam masjid. Terlebih warga yang datang pun relatif bertahap sehingga tidak membludak dan tidak perlu mengantre. “Tujuannya supaya lebih tertib, kalau sebelumnya kan langsung di luar,” ucapnya.
Kendati demikian, menjelang siang jumlah warga yang datang semakin banyak sehingga pada akhirnya pembagian dilanjutkan di halaman masjid. Bahkan sebagian warga sampai berdesak-desakan sampai membuat petugas keamanan sibuk menahan mereka agar mengantre dengan tertib.
Salah seorang penerima, Mimin Sudarminah (77) warga Bojong bersyukur dengan bantuan beras yang diterima. Sehingga bisa menjadi bekal untuk sahur dan santap buka di Bulan Ramadan. “Alhamdulillah bisa dapat bantuan, buat bulan puasa,” katanya.
Mimin sendiri sekarang sudah tidak lagi bekerja dan untuk kebutuhan sehari-hari, dia mengandalkan pemberian dari anak-anaknya. Namun di sisi lain Mimin pun enggan terlalu merepotkan anak-anaknya yang bekerja serabutan dengan penghasilan alakadarnya. “Biasa suka ada dari anak saya,” katanya.(rangga jatnika)