Founder Rescue Kucing Tasikmalaya Dukung Larangan Buang Kucing Sembarangan, Dorong Sterilisasi Massal

kucing liar dimana-mana
Sejumlah kucing liar di tampung di tempat rescue di Mangkubumi. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Founder Rescue Kucing Tasikmalaya, Imas Suryani, menanggapi positif langkah warga Jalan Jajaway Kecil, RT 3 RW 8, Kelurahan Tawangsari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, yang memasang spanduk larangan membuang kucing liar sembarangan di lingkungan mereka.

“Itu bagus lah. Karena kalau kucing dibuang, itu sama saja dengan membunuh secara perlahan. Apalagi kalau masih menyusui, daya tahan tubuh mereka bergantung pada air susu induknya. Kalau dibuang, atau bahkan setelah saya rescue pun, peluang bertahan hidupnya hanya 50:50,” ujar Imas, Selasa 25 Februari 2025.

Menurutnya, kucing liar yang masih bayi dan dipisahkan dari induknya memiliki kemungkinan kecil untuk selamat, meskipun dirawat oleh tenaga medis atau penyayang hewan berpengalaman.

Baca Juga:Ingin Cuan? Ini Dia 5 Cryptocurrency Terbaik Hari Ini dengan Potensi Keuntungan Besar, Ada Shiba Inu, AvalanchGrafik Harga Bitcoin Hari Ini Terus Menukik ke Bawah, Tren Bearish Cryptocurrency Masih Lanjut?

“Jarang selamat ya, apalagi kalau masih bayi, terus dibuang, dipisah dari induknya. Udah tinggal nunggu waktu aja. Sehebat apa pun yang ngurus, mau dokter atau kita, gak bakal bertahan,” tambahnya.

Menurut Imas tantangan terbesar dalam penyelamatan kucing liar adalah biaya pengobatan dan perawatan yang tidak sedikit.

“Kendala saya dalam me-rescue kucing ini berat, terutama kalau butuh operasi. Biayanya otomatis di atas 500 ribu rupiah. Dari segi pakan juga keteteran, karena di sini ada 130 kucing dan 6 anjing. Semua hasil rescue,” ungkapnya.

Namun, meskipun ada spanduk larangan membuang kucing liar, Imas pesimis hal itu bisa benar-benar menghentikan kebiasaan warga yang tidak bertanggung jawab.

“Menurut saya, dengan spanduk itu, orang-orang gak bakalan takut. Tetap aja yang buang kucing itu pasti banyak. Seperti sudah tradisi, apalagi seringnya dibuang dekat tempat sampah atau pasar,” katanya.

Sebagai solusi, ia menilai pemerintah perlu turun tangan dengan program sterilisasi massal, seperti yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta.

“Gerakan sterilisasi selama tiga bulan saja, insyaallah bisa mengurangi 50 persen masalah over-populasi kucing di Tasikmalaya. Pemerintah harus ikut membantu menekan populasi kucing liar supaya tidak makin banyak dan tidak ada lagi kitten yang mati sia-sia,” jelas Imas.

Baca Juga:H Amir Mahpud Sebut MK Sudah Sangat Bijaksana Dalam Sengketa Pilkada Tasik 2024!Muncul Nama Sekda Kabupaten Tasikmalaya sebagai Kandidat Pengganti Ade Sugianto!

Menurutnya, saat ini banyak masyarakat yang menganggap kucing sebagai hama karena populasinya terus meningkat tanpa kendali.

0 Komentar