Tanah Terus Bergerak di Cikondang Tasikmalaya, Warga Resah di Tengah Musim Hujan

Cikondang
Kondisi rumah warga Kampung Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, yang terdampak pergerakan tanah, Sabtu, 15 Februari 2025. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Warga Kampung Margamulya, Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, semakin resah menghadapi musim penghujan.

Pergerakan tanah di Desa Cikondang yang masih berlangsung hingga Selasa, 18 Februari 2025, terus menyebabkan pergeseran sekitar 1 hingga 2 centimeter per hari.

Kondisi ini mengancam keselamatan warga serta bangunan di sekitar lokasi terdampak.

Baca Juga:Aksi Indonesia Gelap di Gedung DPRD Kota Tasikmalaya Diwarnai Hujan BatuHujan Deras Bikin Halaman Rumah di Kawalu Tasikmalaya Ambles 10 Meter

Kepala Desa Cikondang, Rosita, mengungkapkan bahwa total 43 bangunan mengalami dampak, termasuk rumah warga, masjid, dan aula pesantren.

Sementara itu, jumlah pengungsi bertambah dari dua menjadi empat kepala keluarga (KK).

Mereka memilih meninggalkan rumah mereka karena khawatir dengan potensi longsor yang bisa terjadi sewaktu-waktu.

”Saat ini yang mengungsi sudah empat KK, yaitu keluarga Nana Rohana, Wawan, Dedi, dan Ade,” ujar Rosita kepada wartawan, Rabu, 19 Februari 2025.

Ia menambahkan bahwa kondisi tanah yang terus bergerak menyebabkan warga lainnya juga mulai mempertimbangkan untuk mengungsi demi keselamatan mereka.

Tim dari Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (DPUTRPRKPLH) Kabupaten Tasikmalaya telah melakukan verifikasi dampak bencana untuk menilai tingkat risiko yang dihadapi warga.

Namun, kepastian mengenai tingkat bahaya pergerakan tanah masih menunggu hasil penelitian dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Baca Juga:Gak Semua Harus Masuk Penjara, Kejari Kota Tasikmalaya Buka Wawasan Warga Jalan Ninja Pesepak Bola Muda! Seleksi Persikotas FC Kota Tasikmalaya Siap Cetak Bintang

Kajian ini sangat penting untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya mitigasi dan perlindungan bagi warga terdampak.

”PUPR sudah melakukan verifikasi dan kajian awal, tetapi hasil akhir tetap menunggu rekomendasi dari PVMBG,” tambahnya.

Tanpa kepastian dari PVMBG, warga masih diliputi kebingungan mengenai langkah yang harus diambil, apakah mereka harus segera mengungsi atau masih bisa bertahan di rumah masing-masing.

Ketidakpastian ini semakin meningkatkan kekhawatiran warga, terutama dengan datangnya musim penghujan yang berpotensi memperburuk kondisi tanah.

Perubahan cuaca yang tidak menentu dan curah hujan yang tinggi dapat mempercepat pergerakan tanah, sehingga meningkatkan risiko terjadinya bencana yang lebih besar.

Pihak desa masih menunggu tim geologi untuk melakukan pengecekan langsung di lokasi guna memberikan kepastian terkait tingkat bahaya yang sebenarnya.

”Kami berharap PVMBG segera turun tangan untuk memastikan apakah tanah di sini masih aman untuk dihuni atau tidak. Hasil kajian geologi sangat penting agar langkah penanganan yang tepat bisa segera diambil,” tegas Rosita.

0 Komentar