TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Ratusan aktivis mahasiswa melakukan aksi ke Kantor DPRD Kota Tasikmalaya menyoal kebijakan pemangkasan anggaran dari Presiden RI Prabowo Subianto, Rabu (19/2/2025). Aksi tersebut diwarnai kericuhan dan mengakibatkan aparat serta mahasiswa luka-luka.
Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Aktivis dan Masyarakat Menggugat (Alarm) datang ke depan Kantor DPRD Kota Tasikmalaya dengan spanduk dan poster aspirasi serta atribut lainnya. Lalu lintas Jalan RE Martadinata pun dialihkan di simpang jati serta simpang Jalan Sukarindik.
Meski tertahan di depan gerbang, aksi unjuk rasa awalnya berlangsung tertib di mana sejumlah aktivis melakukan orasi-orasi. Beberapa dari massa aksi pun mengeluarkan tikus sebagai simbol sindiran kepada politisi DPRD Kota Tasikmalaya.
Baca Juga:Dampak Efisiensi Anggaran, Hibah Senilai Rp 3,7 Miliar untuk Ormas dan LSM di Kota Tasikmalaya Bisa DipangkasKasus PHK di Kota Tasikmalaya Mencapai 208 Orang, Termasuk Pegawai Bank BUMN
Suasana mulai memanas saat massa aksi memaksa ingin masuk ke lingkungan kantor DPRD, namun dihadang oleh pasukan dari tim pengamanan yang dipimpin langsung oleh Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP M Faruk Rozi. Aksi saling dorong antara petugas dan mahasiswa pun terjadi, ditambah dengan adanya lemparan-lemparan air mineral kemasan.
Tanpa diduga, ada yang melemparkan batu baik dari arah kerumunan mahasiswa dan mengenai kepala petugas. Akibatnya, situasi pun menjadi ricuh dan menimbulkan korban luka baik di anggota polisi dan juga aktivis.
Sejumlah anggota DPRD pun datang menemui massa untuk mendengarkan apa yang menjadi aspirasi mereka. Namun massa aksi tetap tidak diperbolehkan untuk masuk lingkungan kantor DPRD.
Aksi masih terus berlanjut di mana massa melakukan bakar ban di Jalan RE Martadinata dan berlanjut aksi saling dorong. Beberapa kali pagar pintu gerbang Kantor DPRD roboh dari kericuhan itu.
Menjelang sore, hujan turun cukup deras dan sebagian massa aksi mengambil langkah mundur. Namun tidak sedikit yang tetap bertahan dalm aksi unjuk rasa yang dilakukan sampai polisi pun mengoperasikan mobil water canon yang disemprotkan ke arah massa.
Setelah sempat memasuki lingkungan kantor DPRD, sejumlah aktivis pun kembali melakukan orasi dan massa menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Pada akhirnya mereka pun membubarkan diri dari lokasi aksi di sore hari.