Buruknya sanitasi juga berkontribusi terhadap meningkatnya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
Berdasarkan data yang dihimpun Radar, sejak Januari hingga pertengahan Februari 2025, Kota Tasikmalaya mencatat 94 kasus DBD, dengan enam pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit.
Selain mencemari lingkungan, sanitasi yang tidak layak juga berdampak langsung pada kesehatan masyarakat.
Baca Juga:Presiden Prabowo Wajibkan Penempatan Devisa Hasil Ekspor SDA 100 Persen dalam Sistem Keuangan Dalam NegeriPD DMI Kabupaten Tasikmalaya Serukan Pembuatan Video Testimoni untuk Menuntut Keadilan Pilkada
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, dr Uus Supangat, dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) tingkat sektoral di Grand Metro Hotel, Kamis (13/2/25), mengungkapkan bahwa buruknya fasilitas perpipaan dan pengolahan limbah komunal menjadi penyebab utama masih banyaknya warga yang membuang tinja sembarangan, termasuk ke sungai.
“Untuk ODF (open defecation free) ini yang di tengah kota, ini perlu pemikiran yang sangat serius. Karena hasil (penelusuran) kami di lapangan, ada beberapa kawasan yang ternyata membuang limbahnya itu ke sungai. Ini kan tidak boleh. Sama saja ini dengan belum ODF apabila dibuang ke sana,” kata Uus.
Dia juga menyebutkan beberapa wilayah di pusat kota yang masih membuang limbah ke sungai, seperti Kecamatan Tawang dan Cipedes.
Kondisi ini menunjukkan perlunya langkah konkret dan terintegrasi untuk memperbaiki sistem sanitasi di Kota Tasikmalaya demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. (Ayu Sabrina)