TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masih buruknya kondisi sanitasi di Kota Tasikmalaya berpotensi menimbulkan berbagai penyakit.
Toilet yang tidak layak, pengelolaan limbah domestik yang buruk, serta pembuangan lumpur tinja yang tidak sesuai standar lingkungan menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.
Merujuk pada standar Sustainable Development Goals (SDGs), sanitasi terbagi dalam beberapa tingkatan, yaitu sanitasi dengan akses aman, akses layak, akses belum layak, dan buang air besar sembarangan (BABS).
Baca Juga:Presiden Prabowo Wajibkan Penempatan Devisa Hasil Ekspor SDA 100 Persen dalam Sistem Keuangan Dalam NegeriPD DMI Kabupaten Tasikmalaya Serukan Pembuatan Video Testimoni untuk Menuntut Keadilan Pilkada
Namun, di Kota Tasikmalaya masih ditemukan warga yang membuang limbah toilet atau MCK ke aliran sungai. Hal ini bertentangan dengan prinsip sanitasi aman dan layak.
“Jika sanitasi tidak layak dan warga membuang limbah tinja ke sungai, maka di tengah perubahan iklim, hujan deras dengan intensitas tinggi, dampak yang terjadi bisa sangat serius. Hujan deras akan meningkatkan volume air sungai dan menyebabkan limbah tinja tersebar lebih luas, mencemari sumber air yang digunakan warga untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar Maraita Listyasari, Water, Sanitation, Hygiene (Wash) Specialist UNICEF Indonesia, saat dihubungi Radar, Selasa 18 Februari 2025.
Fenomena ini bukan hanya terjadi di Tasikmalaya, tetapi juga di berbagai wilayah di Indonesia.
Maraita menyebut bahwa sekitar 53 persen sungai di Indonesia telah tercemar limbah domestik, yang menjadi salah satu penyebab utama penyakit diare dan stunting.
Ia juga mengungkapkan bahwa 73 persen kejadian diare disebabkan oleh buruknya ketersediaan dan kualitas air minum, sanitasi yang tidak layak, serta kurangnya higienitas.
Selain itu, 15 persen kejadian stunting pada anak disebabkan oleh diare akibat sanitasi dan air minum yang tidak memenuhi standar.
“Air yang terkontaminasi dapat menjadi sumber penyebaran penyakit seperti diare, kolera, tifus, dan hepatitis A. Genangan air yang tercemar juga bisa menjadi tempat berkembangnya vektor penyakit seperti nyamuk penyebab demam berdarah dan malaria,” katanya.
Baca Juga:DMI Kabupaten Tasikmalaya Ajak Doa Bersama Jelang Putusan MK di Pilkada 2024!Apa Itu Vasektomi? Prosedur, Manfaat, dan Risiko yang Wajib Anda Pahami
Untuk mengatasi permasalahan ini, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam menciptakan sistem sanitasi yang lebih layak.
Maraita menegaskan bahwa kebersihan dan kesehatan tidak boleh dianggap remeh, karena keduanya berkaitan erat dengan masa depan generasi mendatang.