Pihak manajemen menyatakan bahwa keputusan ini tidak diambil dengan mudah, namun mereka akan memberikan dukungan kepada para karyawan yang terdampak selama masa transisi.
Dalam pertemuan internal, perusahaan juga memberi tahu karyawan bahwa mereka dapat memilih opsi pengunduran diri secara sukarela hingga April atau Mei.
Dalam dua minggu ke depan, Chevron berencana mengumumkan struktur kepemimpinan baru sebagai bagian dari reorganisasi bisnis.
Baca Juga:Telkom Bantu Bisnis UKM Tembus Pasar Lebih Luas dengan Memanfaatkan Teknologi DigitalBintang Real Madrid Jude Bellingham Terancam Skorsing 12 Pertandingan Usai Kartu Merah Kontroversial
Langkah ini mencerminkan tren konsolidasi di industri minyak, di mana perusahaan lebih berfokus pada merger dan efisiensi operasional ketimbang pengeboran sumur baru.
Di sisi lain, Exxon yang merupakan produsen minyak terbesar di Amerika Serikat, semakin memperkuat dominasinya di industri dengan mengakuisisi Pioneer Natural Resources tahun lalu.
Akuisisi ini menjadikannya produsen utama di Cekungan Permian.
Exxon juga memiliki kepemilikan saham terbesar dalam proyek eksplorasi minyak di Guyana yang telah menemukan lebih dari 11 miliar barel cadangan minyak.
Apabila Chevron gagal menuntaskan akuisisi Hess, ini akan menjadi kesepakatan besar kedua yang batal di bawah kepemimpinan Mike Wirth.
Sebelumnya pada tahun 2019, perusahaan harus mundur dari rencana pembelian Anadarko Petroleum Corp setelah Occidental Petroleum mengajukan tawaran yang lebih tinggi.
Saat ini, Chevron menghadapi tantangan besar terkait menurunnya cadangan minyak dan gasnya, yang telah mencapai titik terendah dalam satu dekade terakhir.
Hal ini semakin menimbulkan kekhawatiran tentang masa depan perusahaan jika gagal mengamankan akuisisi Hess.
Baca Juga:Arsenal dan Chelsea Berebut Bintang Muda Spanyol, Siapa yang Akan Menang?Dijuluki LeBron James of Soccer, Christian Pulisic Ceritakan Hubungannya dengan Ibrahimovic dan Taktik Conceic
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, Chevron telah mengambil sejumlah langkah strategis.
Tahun lalu, perusahaan memindahkan kantor pusatnya dari San Ramon, California, ke Houston, serta mengganti beberapa eksekutif lama untuk memperbarui kepemimpinan.
Selain itu, Chevron juga mengumumkan pembukaan pusat teknologi baru di India, yang akan menjadi fasilitas teknologi terbesar di luar Amerika Serikat. (Sandy AW)
Sumber: Reuters