Main Crypto Cuan Instan? Kenali Apa Itu Trading Crypto Sebelum Menangis di Akhir

Trading Crypto
Trading crypto adalah aktivitas jual beli aset kripto di pasar cryptocurrency dengan tujuan memperoleh keuntungan.
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, trading crypto semakin populer sebagai salah satu cara investasi yang menjanjikan keuntungan besar.

Namun, di balik peluang profit yang menggiurkan, ada risiko besar yang mengintai.

Jika tidak memahami dasar-dasar dan risikonya, Anda bisa mengalami kerugian besar dalam waktu singkat.

Baca Juga:Raih 4 Standing Ovation di Spekta 4 Indonesian Idol Season 13, Rara Sudirman Tampil Sedap Nyanyi Cinta Sejati PSIM Yogyakarta Promosi ke Liga 1, PSS Sleman Terperangkap Zona Degradasi

Oleh karena itu, sebelum Anda terjun ke dunia cryptocurrency, penting untuk memahami apa itu trading crypto dan cara menghindari kerugian besar dalam investasi aset digital ini.

Apa Itu Trading Crypto dan Bagaimana Cara Kerjanya?

Apa itu trading crypto? Trading crypto adalah aktivitas jual beli aset kripto di pasar cryptocurrency dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Berbeda dengan pasar saham yang memiliki jam operasional tertentu, pasar crypto beroperasi 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

Ini berarti harga aset dapat berfluktuasi kapan saja, membuat peluang profit lebih banyak, tetapi juga meningkatkan risiko kehilangan modal.

Aset crypto sendiri merupakan komoditi yang bisa diperdagangkan di bursa berjangka.

Namun, Bank Indonesia melarang penggunaan aset kripto sebagai mata uang atau alat pembayaran.

Meski demikian, aset ini tetap bisa diperjualbelikan sebagai bentuk investasi.

Sebelum Anda mulai trading crypto, penting untuk memahami risiko yang ada agar tidak mengalami kerugian besar.

Berikut beberapa risiko yang perlu diperhatikan dari trading crypto:

1. Fluktuasi Harga yang Ekstrem

Nilai aset crypto dapat berubah dalam hitungan menit, bahkan detik.

Baca Juga:Lagi Bokek? Makan Kenyang di Superindo dengan Rp10.000 Aja!Dinyatakan Sehat, Viman-Diky Tinggal Ikuti Rangkaian Pelantikan

Perubahan harga yang sangat cepat ini bisa menguntungkan jika Anda berhasil menjual di harga tinggi, tetapi juga bisa menyebabkan kerugian besar jika harga turun drastis.

2. Tidak Ada Fundamental yang Bisa Dianalisis

Berbeda dengan saham yang memiliki laporan keuangan dan kinerja perusahaan sebagai dasar analisis, aset crypto tidak memiliki fundamental yang bisa dianalisis dengan cara tradisional.

Nilai crypto sering kali bergantung pada sentimen pasar, spekulasi, serta perkembangan teknologi dan regulasi.

3. Tidak Dilindungi oleh Otoritas Keuangan

Sebagian besar aset crypto tidak memiliki perlindungan dari badan otoritas seperti LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) atau OJK (Otoritas Jasa Keuangan).

Jika terjadi peretasan atau penipuan, kemungkinan besar dana Anda tidak bisa dikembalikan.

0 Komentar