Sanitasi Buruk, Limbah Rumah Tangga Cemari Sungai di Tasikmalaya

MCK di pusat kota tasikmalaya
Salah satu toilet umum yang berada di pusat Kota Tasikmalaya didirikan tepat di pinggir Sungai Cimulu. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Akademisi Kesehatan di Tasikmalaya, Drs Unang Arifin Hidayat, MKes, menyoroti buruknya sanitasi di pusat Kota Tasikmalaya.

Buruknya fasilitas perpipaan dan pengolahan limbah komunal terlihat dari masih banyaknya warga masih membuang tinja sembarangan, termasuk ke aliran sungai, yang berpotensi menimbulkan berbagai masalah kesehatan dan kebersihan lingkungan.

Dewan Pertimbangan DPD PPNI Kota Tasikmalaya ini menyatakan bahwa sumber pencemaran dapat berasal dari limbah rumah tangga maupun industri.

Baca Juga:Apa Itu Vasektomi? Prosedur, Manfaat, dan Risiko yang Wajib Anda PahamiCatat! KB Pria Bakal Diwajibkan Bagi Kepala Keluarga Penerima Bantuan di Jawa Barat

“Sementara sarana prasarana belum dioptimalkan. Termasuk fasilitas untuk sanitasi yang layak, perkotaan itu harus sudah menggunakan leher angsa buangannya. Di Kota Tasikmalaya dengan fakta masih banyak yang membuang ke Sungai Cimulu, itu harusnya tidak terjadi. Pembuangan akhirnya itu harus menggunakan tangki septik. Idealnya seperti itu,” ujarnya, Minggu (16/2/25).

Lebih lanjut, Unang menekankan bahwa sistem pengolahan air limbah (SPAL) seharusnya dibuat terpusat untuk memastikan limbah yang dibuang tidak mencemari lingkungan.

“Adapun teknik pengolahan air limbahnya saya kira banyak sumber yang bisa digunakan. Itu bisa ditata oleh pemerintah kota dan Dinas Lingkungan Hidup. Selama belum terkoneksi dengan baik, air limbah bisa saja mengalir ke tempat-tempat rendah dan mencemari lingkungan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa kawasan dengan tingkat open defecation (OD) tertinggi di Kota Tasikmalaya umumnya berada di pemukiman padat penduduk, di mana sistem saluran air tidak sesuai dengan jumlah kepala keluarga.

“Dampaknya tidak hanya bagi penghuni rumah, tetapi juga ke tempat-tempat umum. Misalnya, jika rumah memiliki sistem sanitasi yang baik, tetapi limbahnya dibuang ke sungai, otomatis kuman dan bakteri tetap tersebar,” katanya.

Dampak buruk dari OD ini tidak hanya mengancam kesehatan masyarakat di permukiman, tetapi juga di tempat-tempat umum seperti rumah makan dan kafe yang berada di sekitar aliran sungai.

“Jika di daerah aliran sungai ada kafe atau rumah makan, saat kondisi iklim tidak memungkinkan, uap air yang terpapar bisa menyebabkan ISPA. Jika airnya digunakan, bisa menimbulkan gatal atau penyakit kulit lainnya,” jelas Unang.

0 Komentar