Dinas Lingkungan Hidup Kota Tasikmalaya Kewalahan Atasi TPS Liar, Usulkan Penambahan Sarana

dinas lingkungan hidup kota tasikmalaya
Pengendara melintasi jalan mangin. (Firgiawan/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya mengaku kewalahan menangani Tempat Pembuangan Sampah (TPS) liar yang tersebar di berbagai wilayah.

Kurangnya sarana pembuangan sampah bagi publik serta rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan menjadi penyebab utama permasalahan ini. Kepala DLH Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, menegaskan bahwa rasio produksi sampah harian kota dengan jumlah TPS yang tersedia belum sebanding, bahkan jauh dari ideal.

Selain itu, ketersediaan armada pengangkut sampah yang dalam kondisi prima juga menjadi kendala dalam distribusi sampah dari hulu ke hilir.

Baca Juga:Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi Targetkan Pengambilalihan Beberapa Kewenangan DaerahBantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2025 Ditahan Sementara

“Maka dari itu, saya berharap instansi lain di Pemkot ikut memikirkan dua hal. Pertama, setiap jalan baru agar tiap 5-10 kilometer dibebaskan 100 meter persegi lahan untuk pembangunan TPS. Misalnya di jalur baru seperti Jalan Mangin, Gubernur Sewaka, dan Lingkar Utara. Sebab, analisa kami menunjukkan bahwa masyarakat membuang sampah sembarangan juga karena keterbatasan TPS,” papar Deni kepada Radar, Jumat 14 Februari 2025. DLH tidak sepenuhnya menyalahkan warga atas maraknya pembuangan sampah sembarangan, mengingat ketersediaan TPS masih belum memadai.

Saat ini, DLH mengusulkan anggaran kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk menambah fasilitas TPS.

“Kami nanti akan menempatkan kontainer sampah yang tertutup, rapi, serta tidak mengganggu estetika dan bau. Ini sebagai solusi atas TPS liar, karena kami jujur kewalahan,” keluh Deni. Secara kalkulasi, lanjut Deni, rasio ketersediaan TPS dengan volume sampah masih jauh dari ideal. Dari proyeksi sampah harian sebanyak 330 ton, hanya 200-280 ton yang berhasil diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ciangir.

“Sebagian besar tercecer di TPS liar. Selain itu, kendala armada juga sering menghambat pengangkutan sampah dari depo ke TPA,” ujarnya. Deni juga menyampaikan usulan lain terkait pembangunan jalan dan trotoar. Ia berharap Kota Tasikmalaya dapat mencontoh kota-kota di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang memiliki trotoar luas.

“Di sana, trotoar sebagian digunakan untuk pedestrian, sebagian lagi untuk tanaman hijau. Sekarang di kita, pohon di trotoar berada di atas drainase. Harapannya, OPD terkait bisa merencanakan trotoar lebih lebar. Saya pikir dalam 10-20 tahun ke depan, area hijau akan semakin berkurang akibat pembangunan. Median jalan juga sebaiknya ditanami pohon yang lebih besar agar dapat menyerap karbon lebih banyak untuk kualitas udara yang lebih baik, sesuai dengan tujuan SDGs,” beber mantan Wadir RSUD dr Soekardjo tersebut. Menanggapi usulan ini, Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya, H. Asep Goparullah, menyatakan akan merumuskan rencana tersebut bersama TAPD dan OPD teknis terkait. Asep mengakui bahwa usulan tersebut memang sudah sangat dibutuhkan.

0 Komentar