Gerakan Pangan Murah Digelar, Pedagang Pasar Tradisional di Kota Tasikmalaya Mengeluh Rugi

beras murah di pasar cikurubuk
Seorang warga tengah membeli beras di salah satu kios di Pasar Cikurubuk, Selasa 11 Februari 2025. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di tujuh titik lokasi sejak Selasa 11 Februari 2025.

Program ini bertujuan untuk memastikan warga mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.

Namun, di sisi lain, pedagang di pasar tradisional mengeluhkan penurunan penjualan akibat peluncuran gerakan tersebut.

Baca Juga:3 Ide Merayakan Hari Valentine dan Rekomendasi Hadiah untuk PasanganMengungkap Sejarah Hari Valentine dan Romansa Perayaan Setelahnya

Leni Yuliana (40), pemilik toko beras Murni DE di Pasar Cikurubuk, mengungkapkan bahwa kiosnya semakin sepi sejak adanya GPM.

“Semenjak Bansos dan gerakan itu ada di saya sepi, ya karena kita jual beras dengan harga mahal. Kalau di sana (GPM) kan murah-murah, pembeli lari ke sana jadinya,” terang Leni saat ditemui di kiosnya.

Beras premium yang dijual Leni berkisar antara Rp17.000 hingga Rp18.000 per kilogram, dengan stok yang lebih sedikit dari biasanya.

Ia menyebutkan bahwa meskipun kebutuhan pasokan banyak, panen yang terlambat menjadi kendala utama. Cuaca yang tidak menentu juga mempersulit proses pengolahan padi menjadi beras.

“Biasanya 5 ton yang masuk sekarang karena sulit panen hanya 2 sampai 3 ton aja,” ujarnya.

Leni juga menambahkan bahwa tokonya tidak mendapat jatah beras Program Stabilisasi

Pasokan dan Harga Pangan (SPHP), yang diharapkan dapat membantu menstabilkan harga beras di pasar.

Baca Juga:Kejaksaan Agung Geledah Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Dugaan Korupsi?Arab Saudi Usul Israel Dipindah ke Alaska dan Greenland

“Saya gak kebagian ya hanya jual ini saja. Pas ada SPHP atau Bansos boro-boro buat turun harga ya tetap aja segini,” ucapnya.

Leni menyayangkan keputusan pemerintah kota meluncurkan GPM. Menurutnya, meskipun program ini hanya berlangsung sebentar, dampaknya merugikan pedagang beras di pasar tradisional.

“Jadi orang ada pilihan untuk enggak ke pasar. Apalagi beras SPHP ini kan katanya dijual di pasar modern makin gak mau orang belanja di Cikurubuk ini,” jelas Leni. “Ah pokoknya bansos turun harga beras di pasar udah aja ugal-ugalan (turunnya, red),” selorohnya.

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Tasikmalaya, Drs Asep Sukmana, menjelaskan bahwa GPM bertujuan untuk mencegah kepanikan warga dalam membeli beras secara berlebihan.

“Jadi gerakan pangan murah itu untuk memastikan pasokan itu penuh dan cukup. Masyarakat tidak perlu ngeborong. Tidak harus di pasar karena di beberapa titik kan sudah ada. Jadi sebenarnya memastikan masyarakat terpenuhi kebutuhannya dengan harga yang lebih murah,” sebutnya. (Ayu Sabrina)

0 Komentar