JAKARTA, RADARTASIK.ID – Arab Saudi menanggapi dengan tegas rencana kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terkait relokasi warga Gaza ke wilayah Kerajaan.
Dalam sebuah wawancara, Netanyahu mengusulkan pemindahan warga Palestina ke Arab Saudi dengan alasan ketersediaan lahan yang luas.
“Arab Saudi memiliki banyak lahan kosong yang bisa digunakan untuk membangun negara Palestina,” ujarnya.
Baca Juga:Jika Pilkada Tasik 2024 Diulang, Publik Kabupaten Tasikmalaya Dirugikan Rp 97 Miliar!Bersiap! War Tiket Kereta Api Mudik Lebaran 2025 Dimulai Besok, Jangan Sampai Kehabisan
Sementara itu, Donald Trump menyatakan bahwa Amerika Serikat akan mengambil alih Gaza dan merelokasi penduduknya untuk membangun kembali wilayah tersebut yang hancur akibat agresi Israel.
Menanggapi pernyataan tersebut, anggota Dewan Syura Arab Saudi, Yousef bin Trad Al Saadoun, mengkritik keras gagasan tersebut.
Dalam artikelnya yang diterbitkan di surat kabar Okaz, Al Saadoun menyarankan bahwa justru Israel yang seharusnya dipindahkan.
“Jika Trump benar-benar ingin menjadi pahlawan perdamaian dan membawa stabilitas di Timur Tengah, sebaiknya dia memindahkan warga Israel yang dicintainya ke Alaska atau Greenland, tentunya setelah mencaplok wilayah tersebut,” tulis Al Saadoun.
Al Saadoun juga menekankan pentingnya persatuan rakyat Palestina, mengingat tantangan yang lebih besar masih menanti.
Ia dengan tegas menolak ide Netanyahu untuk mendirikan negara Palestina di Arab Saudi.
“Zionis dan sekutu mereka harus memahami bahwa mereka tidak akan berhasil mempengaruhi para pemimpin Saudi melalui tekanan media atau politik yang menyesatkan,” tambahnya.
Baca Juga:Ini Dia 5 Game Simulasi Pertanian Terbaik yang Wajib Kamu Coba!Disapu Angin Puting Beliung, Seorang Warga Terpental Sampai Tiga Meter dan 130 Rumah Rusak
Lebih lanjut, Al Saadoun mengkritik kebijakan luar negeri AS yang dianggapnya mengadopsi pandangan Israel secara membabi buta.
Ia menyatakan bahwa keputusan seperti ini sering diambil oleh mereka yang mengabaikan pengetahuan dan pengalaman, serta enggan berkonsultasi dengan para ahli.
“Kebijakan luar negeri resmi AS kini berusaha melegalkan pendudukan ilegal atas tanah berdaulat dan mendukung pembersihan etnis,” tulisnya.
Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut merupakan bagian dari praktik Israel dan termasuk dalam kategori kejahatan terhadap kemanusiaan.
Pemerintah Arab Saudi, pada hari Minggu, mengecam keras pernyataan Netanyahu dan menegaskan kembali dukungan mereka terhadap hak rakyat Palestina untuk memiliki tanah air mereka sendiri.
Dewan Syura Arab Saudi, meskipun tidak memiliki kekuasaan legislatif, berperan penting sebagai badan penasihat dalam penyusunan kebijakan, undang-undang, serta rencana ekonomi dan sosial di Kerajaan. (fin/pee)