Sinopsis Film Dokumenter No Other Land: Potret Menyentuh Kehidupan Palestina di Bawah Pendudukan

film dokumenter No Other Land
Salah satu adegan di film dokumenter No Other Land. (Tangkapan layar YouTube Berlinale)
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Film dokumenter No Other Land mengangkat kisah penghancuran sistematis rumah-rumah Palestina di Tepi Barat, namun ironisnya, film ini sendiri mengalami kesulitan menemukan jalur distribusi di dunia sinema.

Hingga saat ini, film tersebut belum mendapatkan dukungan dari distributor besar maupun layanan streaming utama di Amerika Serikat.

Meskipun demikian, para produser memutuskan untuk mendistribusikan film ini secara mandiri.

Baca Juga:Sinopsis Film Love Hurts: Aksi dan Romansa yang Berlumur DarahSaingannya Barcelona dan Man United, Arsenal Bertekad Rebut Alexander Isak, Newcastle Pasang Harga Tinggi

Keputusan ini diambil meskipun No Other Land telah memperoleh berbagai penghargaan bergengsi, termasuk nominasi Oscar serta kemenangan di Berlin International Film Festival, Gotham Awards, dan Los Angeles Film Critics Association Awards.

Film ini secara terang-terangan bersifat advokasi, tanpa mencoba menyajikan dua sudut pandang yang berimbang.

Para pembuat film—sebuah kolektif yang terdiri dari empat sutradara Palestina-Israel—berharap bahwa dengan menampilkan realitas yang mereka alami, Amerika Serikat dapat memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan penghancuran wilayah Palestina.

Kisah dari Mata Seorang Aktivis

Film ini banyak mengambil sudut pandang Basel Adra, seorang aktivis asal Masafer Yatta, sebuah wilayah di pegunungan selatan Tepi Barat yang berada di bawah pendudukan Israel.

Pemerintah Israel telah mengeluarkan perintah untuk mengosongkan wilayah tersebut guna dijadikan area latihan militer.

Dalam rentang waktu 2019 hingga 2023—sebelum konflik terbaru antara Israel dan Hamas pecah—kamera merekam bagaimana buldozer terus datang dan menghancurkan rumah-rumah beton yang sederhana.

Tentara Israel hadir sebagai pengawal, sementara warga Palestina yang terusir terpaksa mencari perlindungan di dalam gua-gua.

Baca Juga:Empoli Terpuruk Lagi, D’Aversa Soroti Wasit dan Striker AC Milan Gimenez yang LicikDuel Ketat Empoli vs AC Milan, Bagaimana Strategi Conceicao Mengubah Kekacauan Jadi Kemenangan?

Mereka berusaha membangun kembali rumah mereka, terkadang secara diam-diam di malam hari, namun buldozer selalu kembali.

Film ini menampilkan gambaran nyata bagaimana setiap minggu ada rumah yang dihancurkan, dan setiap minggu ada keluarga yang harus memutuskan apakah mereka akan bertahan atau meninggalkan tanah mereka.

Perlawanan Tanpa Senjata, Hanya Kamera

Dalam film ini, Adra bersama rekannya, Hamdan Ballal, bekerja sama dengan jurnalis Israel, Yuval Abraham, serta sinematografer Rachel Szor.

Ketika pertama kali tiba di Masafer Yatta, Abraham langsung ditanya oleh warga tentang pendapatnya terhadap kebijakan negaranya terhadap Palestina.

0 Komentar