MILAN, RADARTASIK.ID – Pertandingan Serie A antara Empoli vs AC Milan di Stadio Castellani diwarnai berbagai insiden kontroversial yang memicu perdebatan, Minggu,9 Februari 2025.
Dua momen utama dalam laga ini menjadi sorotan, yakni pelanggaran keras Liberato Cacace terhadap Kyle Walker serta kartu merah yang diterima Fikayo Tomori.
Keputusan wasit dan keterbatasan intervensi VAR (Video Assistant Referee) dalam beberapa situasi menimbulkan kebingungan dan protes dari berbagai pihak.
Baca Juga:AC Milan Amankan Kemenangan di Kandang Empoli, Santiago Gimenez Bersinar di Debut Serie APerdebatan Fasilitas dan Tanda Tangan dalam Sengketa Masa Jabatan Bupati Tasikmalaya Diulas di Sidang MK
Insiden Cacace dan Pelanggaran Berisiko Kartu MerahKetegangan sudah terasa sejak awal pertandingan ketika Cacace dan Walker bertarung untuk mendapatkan bola lepas.
Dalam duel tersebut, kaki Cacace mengenai tulang kering Walker dengan bagian bawah sepatunya.
Dari sudut pandang gambar diam, tekel ini tampak berbahaya dan berpotensi berujung kartu merah.
Namun, setelah melalui evaluasi panjang, VAR memutuskan untuk tidak melakukan intervensi.
Menurut analisis pakar wasit DAZN, Luca Marelli, keputusan ini didasarkan pada beberapa faktor.
Ia menilai bahwa meskipun Cacace seharusnya mendapat kartu kuning dan insiden ini berada di batas keputusan berat, tekel tersebut tidak cukup untuk dianggap sebagai pelanggaran yang layak mendapat kartu merah.
Salah satu alasannya adalah tidak adanya gerakan ”awalan lari” sebelum tekel, yang membuatnya dianggap kurang berbahaya.
Baca Juga:Kesaksian Sekda Zen di Sidang MK soal Dua Versi Penghitungan Masa Jabatan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto Inilah Perbedaan Pendapat Mengenai Masa Jabatan Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto saat Sidang MK
Selain itu, posisi kaki Walker yang rendah juga mengurangi risiko cedera serius akibat benturan tersebut.
Kartu Merah Tomori dan Keterbatasan VAR
Keputusan wasit kembali dipertanyakan pada menit ke-55, ketika Tomori harus meninggalkan lapangan setelah menerima kartu kuning kedua akibat pelanggarannya terhadap Lorenzo Colombo.
Dalam situasi ini, Tomori seharusnya bisa terhindar dari hukuman jika asisten wasit lebih cepat mengangkat bendera offside.
Namun, masalahnya terletak pada protokol VAR yang membatasi keterlibatan dalam keputusan terkait kartu kuning.
VAR hanya diperbolehkan melakukan intervensi jika pelanggaran berujung pada keputusan penalti atau terjadi kesalahan dalam penerapan offside yang berdampak pada gol.
Dalam kasus ini, karena pelanggaran Tomori hanya menghasilkan kartu kuning, VAR tidak memiliki wewenang untuk membatalkan keputusan wasit. (Sandy AW)