DeepSeek Peringatkan Akun Palsu di Tengah Popularitas yang Melonjak

DeepSeek
Tampilan chatbot AI DeepSeek di web dan handphone. (Sandy AW/Radartasik.id)
0 Komentar

HANGZHOU, RADARTASIK.ID – DeepSeek, perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China, tengah menghadapi lonjakan akun media sosial dan situs web palsu yang berpura-pura memiliki keterkaitan dengan perusahaan tersebut.

Fenomena ini muncul akibat meningkatnya popularitas DeepSeek, yang menarik perhatian para penipu untuk memanfaatkan euforia publik terhadap teknologi AI.

Pada Kamis, 6 Februari 2025, DeepSeek mengeluarkan peringatan bahwa mereka hanya memiliki tiga akun media sosial resmi yang tersedia di platform WeChat dan RedNote di Tiongkok, serta di layanan mikroblog X (sebelumnya Twitter) yang berbasis di Amerika Serikat.

Baca Juga:OpenAI Ekspansi Pusat Data AI Stargate ke Seluruh ASAI China Melesat, AS Panik, DeepSeek R1 Tantang Dominasi OpenAI dan Google

Perusahaan juga menegaskan bahwa aplikasi chatbot yang mereka kembangkan dapat diunduh secara gratis dan bahwa mereka tidak terlibat dalam penerbitan mata uang kripto.

Oleh karena itu, DeepSeek menegaskan bahwa setiap grup media sosial yang mengatasnamakan mereka untuk menarik biaya adalah bentuk penipuan.

Pernyataan ini menjadi pernyataan resmi pertama DeepSeek sejak model bahasa besar V3 dan model penalaran R1 mereka menarik perhatian dunia pada bulan sebelumnya.

Dalam unggahan di X pekan lalu, perusahaan juga mengingatkan masyarakat agar tidak mempercayai informasi yang disebarluaskan oleh seorang pengguna X yang mengaku sebagai pendiri DeepSeek, Liang Wenfeng.

Perusahaan menganggap akun tersebut sebagai akun penyamaran yang bertujuan menyesatkan publik.

Meningkatnya popularitas DeepSeek, ditambah dengan rendahnya profil perusahaan di ruang publik, menjadikannya target utama bagi penyebaran berita palsu dan penipuan daring.

Sejak dirilis bulan lalu, asisten AI DeepSeek yang tersedia secara gratis di perangkat Android, iOS Apple, serta web telah mencapai rata-rata 22,2 juta pengguna aktif harian (DAU) pada Januari.

Baca Juga:Sekda Mohamad Zen Jadi Saksi Sidang Sengketa Pilkada Kabupaten Tasikmalaya di Mahkamah Konstitusi Inter Dihancurkan Fiorentina, Simone Inzaghi: Kami Benar-Bbenar Hilang 

Dengan angka tersebut, DeepSeek menjadi aplikasi AI paling populer dari China menurut data yang dikumpulkan oleh Aicpb.com, sebuah situs yang melacak popularitas layanan AI global.

Selain itu, situs web DeepSeek.com tercatat menerima 277,9 juta kunjungan pada bulan lalu, melampaui jumlah kunjungan pada versi web chatbot Gemini milik Google yang mencapai 267,7 juta kunjungan.

Namun, DeepSeek masih tertinggal dari situs web ChatGPT milik OpenAI, yang mencatat 3,8 miliar kunjungan selama Januari, menurut data dari pelacak lalu lintas SimilarWeb.

0 Komentar