AI China Melesat, AS Panik, DeepSeek R1 Tantang Dominasi OpenAI dan Google

DeepSeek
Seorang pengguna chatbot AI sedang mengoperasikan DeepSeek. (Dok. Radartasik.id)
0 Komentar

Ia menjelaskan bahwa dengan terbatasnya akses terhadap chip dan peralatan produksi, China semakin terdorong untuk berinovasi dan mencari solusi alternatif.

Beberapa perusahaan China diketahui mulai mengembangkan strategi teknis baru, seperti chiplet packaging, serta meningkatkan efisiensi komputasi dan algoritma guna mengatasi pembatasan teknologi dari luar negeri.

Chiplet manufacturing sendiri merupakan teknik yang memungkinkan berbagai chip kecil dengan fungsi khusus, seperti pemrosesan data atau penyimpanan, untuk digabungkan menjadi satu sistem.

Baca Juga:Sekda Mohamad Zen Jadi Saksi Sidang Sengketa Pilkada Kabupaten Tasikmalaya di Mahkamah Konstitusi Inter Dihancurkan Fiorentina, Simone Inzaghi: Kami Benar-Bbenar Hilang 

Pendekatan ini lebih fleksibel dibandingkan dengan metode konvensional yang mengandalkan satu chip besar.

Bahkan, teknologi ini masuk dalam daftar ”10 Teknologi Terobosan Tahun 2024” versi MIT Technology Review.

China Pengembang atau Peniru?

Salah satu pertanyaan yang diajukan dalam sidang USCC adalah apakah China benar-benar melakukan inovasi dalam AI atau sekadar meniru teknologi yang sudah ada.

David Lin, perwakilan dari Special Competitive Studies Project—sebuah think tank yang didirikan oleh mantan CEO Google Eric Schmidt—menanggapi bahwa China lebih pantas disebut sebagai ”pengembang” daripada sekadar ”peniru.”

Lin menilai bahwa China belum mencapai tingkat terobosan ilmiah yang benar-benar revolusioner seperti yang dilakukan oleh AS dalam pengembangan vaksin mRNA, ChatGPT, atau iPhone.

Namun, ia mengakui bahwa China memiliki keahlian dalam mengembangkan dan menyempurnakan teknologi yang sudah ada, menjadikannya lebih baik, lebih cepat, dan lebih murah.

Keberhasilan DeepSeek-R1 menjadi salah satu bukti nyata dari pendekatan ini.

Lin juga menyoroti bahwa DeepSeek memiliki ambisi besar dalam pengembangan Artificial General Intelligence (AGI)—sebuah bentuk AI yang mampu berpikir dan mengambil keputusan secara independen seperti manusia.

Baca Juga:Tantangan Baru di Napoli, Philip Billing Ceritakan Rahasia Belajar dari McTominay dan AnguissaJurnalis Italia Sampaikan Risiko Pergerakan AC Milan di Bursa Transfer Januari 2025

Menurutnya, persaingan dalam pengembangan AGI adalah perlombaan untuk menjadi yang pertama.

”Siapa pun yang pertama mencapai AGI akan memiliki dampak besar pada ekonomi, politik, dan rantai pasokan energi global,” terang Lin seperti dikutip SCMP. (Sandy AW)

0 Komentar