“Hal yang paling sederhana adalah mematikan lampu dan peralatan listrik di ruang kelas setelah perkuliahan selesai. Jika budaya ini sudah terbentuk di kampus, maka akan berdampak pada masyarakat luas,” jelasnya.
Selain itu, ia menekankan bahwa penelitian di perguruan tinggi tidak hanya bertujuan untuk publikasi di jurnal internasional, tetapi juga harus berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami ingin penelitian ke depan tidak hanya mengejar indeks Scopus, tetapi juga bisa diimplementasikan untuk kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, setelah penelitian selesai, harus ada tahap pengabdian kepada masyarakat agar permasalahan yang dihadapi dapat teratasi,” ungkapnya.
Baca Juga:Baju Thrift Digandrungi Anak Muda, Happy Store Hadirkan Merek Ternama UBK Tasikmalaya Buka PMB 2025, Tersedia Beasiswa Tahfiz dan KIP
Sebagai penutup, Prof Nundang menegaskan bahwa keberhasilan perguruan tinggi dalam berkontribusi pada pembangunan nasional membutuhkan kolaborasi pentahelix, yaitu sinergi antara kampus, pemerintah, media, dunia industri, dan masyarakat.
“Kita sama-sama bersinergi antara kampus, pemerintah, media, dan masyarakat sehingga kalau sudah terjadi kolaborasi pentahelix insyaallah kita bersama-sama mempunyai tanggung jawab yang sama,” pungkasnya. (Fitriah Widayanti)