TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejak pemerintah menerapkan kebijakan pembelian elpiji 3 kilogram hanya melalui pangkalan resmi, ketersediaan elpiji eceran di Kota Tasikmalaya semakin terbatas. Hal ini membuat sebagian warga kesulitan mendapatkan pasokan gas melon untuk kebutuhan sehari-hari.
Kebijakan yang berlaku sejak 1 Februari 2025 tersebut menyulitkan warga yang biasa membeli elpiji 3 kilogram secara eceran dari pengecer atau pedagang keliling. Salah satunya adalah Dewi (57), warga Tawang, yang mengaku kebingungan mencari elpiji untuk kebutuhan rumah tangga dan usaha jajanan pasar.
“Di kompleks enggak ada yang antar gas keliling. Adanya pengecer dekat rumah. (Dulu) cukup jalan kaki. Tapi sekarang, katanya harus ke agen kalau mau beli gas melon (gas elpiji 3 kg),” ujar Dewi, Senin 3 Februari 2025.
Baca Juga:Gubernur Jawa Barat Terpilih Dedi Mulyadi Tawarkan Dua Opsi untuk Selesaikan Permasalahan Penahanan IjazahPemeran Dong Shancai di Film Meteor Garden Barbie Hsu Meninggal karena Pneumonia
Penerapan larangan penjualan elpiji 3 kilogram secara eceran menimbulkan perdebatan di masyarakat. Banyak warga yang merasa keberatan dengan kebijakan tersebut karena dianggap menyulitkan, namun ada pula yang mendukung kebijakan ini dengan harapan dapat memberikan kepastian harga dan kualitas bagi konsumen.
Imah (59), pemilik warung kebutuhan pokok di Jalan Pemuda, Kecamatan Tawang, menyatakan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan baru itu. Selama ini, banyak warga yang mengandalkan warungnya untuk membeli elpiji 3 kilogram. Imah merasa kebijakan tersebut akan berdampak pada usaha kecilnya.
“Saya keberatan dengan kebijakan itu. Selama ini banyak warga yang membeli elpiji di warung saya,” kata Imah.
Bani, pengelola pangkalan elpiji 3 kilogram di Jalan Cieunteung, juga mencatat lonjakan permintaan sejak kebijakan tersebut diberlakukan. Ia mengatakan bahwa setiap pekannya, suplai yang diterima pangkalan adalah 560 tabung elpiji.
“Permintaan banyak. Tidak ada pengurangan stok, normal saja. Akibat suplai ke pangkalan-pangkalan yang kurang, banyak pengecer yang datang ke sini. Setelah ada pengumuman itu, sebelumnya normal,” ujar Bani.
Sementara itu, harga elpiji 3 kilogram di pangkalan tetap dijual seharga Rp16 ribu per tabung. Harga ini seringkali menjadi patokan bagi pengecer untuk menentukan harga jual kepada warga, dengan kenaikan sekitar dua hingga tiga ribu rupiah per tabung.
“Ya biasanya 18 ribu. Beda dua ribu dari harga aslinya,” kata Imah.