RADARTASIK.ID – Sepeda motor merupakan alat transportasi yang sangat populer dan praktis di Indonesia.
Dengan kemampuan manuver yang tinggi dan kemudahan parkir, sepeda motor menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk bepergian ke berbagai tempat.
Namun, di balik kenyamanan tersebut, setiap hari pengendara sepeda motor terlibat dalam serangkaian mekanisme reaksi yang berlangsung secara otomatis saat mereka berhadapan dengan potensi bahaya di jalan raya.
Baca Juga:Jangan Salah Teknik! Begini Cara Pengereman yang Bisa Selamatkan NyawaKepalang Tanggung, Selain Santiago Gimenez, AC Milan Juga Kejar Striker Udinese
1. Proses Identifikasi Bahaya
Mekanisme reaksi pertama yang terjadi saat berkendara adalah proses identifikasi, di mana pengendara harus secara aktif mengamati dan memahami kondisi lalu lintas di depan mereka.
Di jalan raya, ada banyak potensi bahaya yang dapat muncul kapan saja.
Oleh karena itu, pengendara harus bisa dengan cepat menentukan ancaman yang paling berpotensi menyebabkan kecelakaan.
Kemampuan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi di depan sangat penting untuk menjaga keselamatan, dan ini harus dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.
2. Pengambilan Keputusan yang Tepat
Setelah mengenali potensi bahaya, tahap selanjutnya adalah mengambil keputusan yang tepat.
Misalnya, ketika seorang pengendara tiba-tiba memotong jalur karena hendak berbelok, pengendara sepeda motor harus segera memutuskan tindakan yang tepat untuk menghindari kecelakaan.
Tindakan yang dapat diambil termasuk melakukan pengereman, membunyikan klakson, menambah kecepatan, atau bahkan mengungkapkan ketidakpuasan terhadap pengendara lain.
Baca Juga:Zaniolo Menuju Fiorentina Setelah Atalanta Setujui Penghentian Pinjaman dari GalatasarayTawaran Menarik Juventus untuk Kevin Danso, 2,5 Juta Euro Ditambah Bonus Kinerja
Pengambilan keputusan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi emosi, pengalaman, dan kesehatan pengendara.
Namun, keputusan yang cepat dan tepat sangat krusial untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
3. Reaksi yang Tepat dan Cepat
Ludhy Kusuma, Safety Riding Development Section Head PT Daya Adicipta Motora, menjelaskan bahwa setelah keputusan diambil, pengendara harus melakukan reaksi yang sesuai dengan keputusan tersebut.
Jika pengendara memutuskan untuk melakukan pengereman, misalnya, langkah selanjutnya adalah menutup gas dan menarik tuas rem depan dan belakang secara bersamaan.
Tanpa reaksi yang tepat, meskipun keputusan yang diambil sudah benar, risiko kecelakaan tetap tinggi.
Mekanisme reaksi ini sangat penting untuk memastikan keputusan yang diambil dapat diterjemahkan menjadi tindakan yang efektif.