Untuk dirinya secara pribadi, biaya bukan persoalan namun di sekolah negeri tidak semua orang tua siswa mampu secara ekonomi. Apalagi jika sekolah menjadikan kegiatan tersebut sebagai ajang bisnis untuk mencari keuntungan. “Kalau ada selisih yang besar, itu kan jadi keuntungan,” katanya.
Meskipun tidak diwajibkan, pda dasarnya sekolah paham akan beban psikologis dari siswa. Ada potensi dikucilkan ketika ada siswa yang tidak ikut serta dalam kegiatan tersebut. “Jadi meskipun ditanya orang tua mengizinkan atau tidak, otomatis mengizinkan karena menjaga psikologis anaknya,” terangnya.
Disinggung bahwa kegiatan tersebut biasanya disepakati melalui rapat, hal itu dia akui bahwa pihak sekolah sudah melaksanakan rapat. Hanya saja, sudah menjadi rahasia umum kalau komite bukan lagi representasi dari orang tua siswa. “Sekolah rapatnya dengan komite dan sudah disepakati, padahal komite tidak mewakili orang tua siswa,” katanya.(rangga jatnika)