GARUT, RADARTASIK.ID – Hujan deras mengguyur sejumlah wilayah di Kabupaten Garut. Akibatnya debit air Sungai Cimanuk meningkat hingga meluap ke rumah warga di bantaran Sungai Cimanuk.
Salah satu wilayah terdampak yakni di Cimacan, Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul. Menurut Kepala BPBD Kabupaten Garut, Nurdin Yana, ada ratusan rumah terdampak.
“Yang terdampak ada 156 rumah yang tersebar di lima RW (Desa Haurpanggung),” ucapnya, Senin 27 Januari 2025.
Baca Juga:Cair!! Pembayaran UGR Tol Getaci Menyasar 3 Desa di Garut IniLibur Segera Tiba, Pungli di Tempat Wisata dan Kemacetan Jadi Perhatian Pemkab Garut
Nurdin menyebut, luapan air Sungai Cimanuk disebabkan intensitas hujan yang tinggi mulai dari Minggu sore sampai malam hari. Hujan merata di seluruh wilayah Kabupaten Garut.
Disinyalir, kata dia, dengan intensitas hujan tinggi, air dari hulu mengalir ke wilayah di dataran rendah dengan deras. “Sehingga tejadi akumulasi volume air ke daerah daerah yang terkategori dataran rendah,” katanya.
Bersama dengan Forkopimda, pihaknya melakukan kegiatan pembersihan. Membantu masyarakat membersihkan material lumpur yang masuk rumah warga.
“Ya, pagi ini (kemarin) kami bersama-sama dengan Satpol PP, Damkar Dishub, semua dalam rangka membersihkan material lumpur,” lanjutnya.
Salah seorang warga terdampak, Fauzi Yusni, mengaku bingung karena banjir bukan yang pertama kalinya. Sudah beberapa kali dirasakannya.
“Pemerintah Garut harus memberikan solusi yang kongkret agar kami sebagai warga di pesisian Sungai Cimanuk merasa aman di kala hujan,” katanya.
Ia menyebut, jika solusi yang dihadirkan relokasi, dirinya kurang setuju. Menurutnya, hal tersebut kurang bijak karena hampir 80% mata pemcaharian warga berkutat di area Sungai Cimanuk. “Mulai dari mencari pasir hingga batu,” katanya.
Baca Juga:1.571 Peserta Lolos Seleksi PPPK Garut Tahap Pertama14 Orang Meninggal Karena DBD di Garut, Selama Tahun 2024 Ada 3.200 Kasus
Fauzi menginginkan pembuatan pembatas, seperti tembok agar ketika volume air meningkat bisa tertahan oleh tembok tersebut.
“Satu hal lagi ini yang penting di area Suka Asih atau Sindang Reret ini belum di tembok, berbeda dengan di sebrangnya atau di area RSU,” katanya.
Ia bersama dengan keluarga dalam kondisi aman dan selamat saat ini. “Terakhir alhamdulillah semua aman dan selamat, meskipun ada beberapa rumah yang terendam se-kaki, ya salah satunya rumah mertua saya,” pungkasnya. (Agi Sugiana)