TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemandangan tak biasa terjadi di halaman SDN Ciangir, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, pada Jumat pagi 24 Januari 2025.
Sekelompok sapi ternak terlihat memasuki area sekolah, sehinga mengejutkan guru dan siswa yang sedang bersiap memulai kegiatan belajar.
Menurut keterangan warga sekolah, sapi-sapi tersebut berasal dari tempat pembuangan akhir (TPA) Ciangir, yang lokasinya sangat dekat dengan sekolah.
Baca Juga:Gubernur Terpilih Minta Anggaran Bantuan TIK SD-SMP Rp 725 Miliar DitundaInilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu Beli
Ketiadaan pembatas antara TPA dan lingkungan SDN Ciangir diduga menjadi alasan mengapa ternak ini leluasa memasuki area sekolah.
Guru pendidikan jasmani SDN Ciangir, Yayan Nusyana, mengungkapkan bahwa kejadian seperti ini bukanlah hal baru.
“Kejadian seperti ini sering terjadi. Sapi-sapi itu biasanya berkeliaran di TPA, tapi kadang masuk ke halaman sekolah. Tidak jarang mengganggu proses belajar-mengajar,” ujar Yayan.
Kehadiran sapi-sapi ini tidak hanya menjadi pemandangan yang menggelitik, tetapi juga mengganggu kenyamanan siswa dan guru di kelas.
“Kadang saat belajar, sapi-sapi itu tiba-tiba masuk atau mendekat ke jendela kelas. Siswa jadi terganggu, apalagi kalau ada suara gaduh atau bau yang menyengat,” tambah Yayan.
Situasi ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi SDN Ciangir, terutama terkait dampak lingkungan akibat keberadaan TPA di dekat sekolah.
Selain masalah pencemaran bau, keberadaan ternak yang berkeliaran bebas turut menjadi perhatian serius bagi warga sekolah.
Baca Juga:Momen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak TerlupakanCegah Perkampungan Sepi Seperti di Jepang dan Korsel, Pemerintah Dorong Warga Hidupkan Desa
Warga sekolah berharap ada langkah konkret dari pihak terkait untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya dengan membangun pembatas antara TPA dan area sekolah agar ternak tidak lagi memasuki lingkungan pendidikan.
“Harapan kami, ada perhatian lebih dari pemerintah atau dinas terkait untuk membuat pembatas di sekitar sekolah. Ini demi kenyamanan siswa dan guru, serta untuk menjaga lingkungan sekolah tetap aman dan kondusif,” pungkas Yayan.
Kejadian ini menambah daftar tantangan yang dihadapi SDN Ciangir, yang sebelumnya juga harus berurusan dengan dampak pencemaran dari TPA.
Upaya kolaboratif antara pemerintah dan masyarakat diharapkan dapat mengatasi berbagai permasalahan di lingkungan sekolah ini. (Ayu Sabrina)