TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Formatur Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Universitas Siliwangi (Unsil) Cabang Tasikmalaya, Zilzia Fahreza Fazrin, menyampaikan kritik tajam terhadap konflik yang berkepanjangan di HMI Cabang Tasikmalaya. Ia menilai proses peralihan kepemimpinan tampak diremehkan. Kepengurusan yang hingga kini belum juga dilantik, menjadi preseden buruk bagi formatur.
“Situasi di Cabang Tasikmalaya ini, dengan pembiaran ketidak jelasan pelantikan kepengurusan sudah berlalu selama 6 bulan terhitung sejak konfercab XLI digelar pada tahun lalu, membuat saya sebagai formatur Komisariat Unsil merasa sangat resah,” ujar Zilzia kepada Radar, Rabu (22/1/25).
Menurut Zilzia, salah satu dampak serius dari ketidakjelasan ini adalah terhambatnya proses kaderisasi. “Bagaimanapun, jantung dari organisasi adalah kaderisasi. Tanpa itu, organisasi kehilangan separuh nyawanya. Barang siapa yang lahir dari rahim kaderisasi, maka wajib hukumnya melahirkan regenerasi,” tegasnya.
Baca Juga:Hindari Ancaman Predator Anak di Tasikmalaya, Psikolog Sarankan Ini Untuk Para Orang TuaSituasi Lalu Lintas Jalan Yudanegara Kota Tasikmalaya Bakal Terdampak, Jika Polemik Lahan Tidak Selesai
Zilzia juga menekankan bahwa formatur HMI Cabang Tasikmalaya terpilih yakni, Nazmi Nurazkia asal Komisariat STIA YPPT Priatim Tasikmalaya, harus bersikap independen dari pengaruh pihak luar.
“Keputusan yang dibuat tanpa independensi akan menghilangn marwah kepemimpinan di keorganisasian. Prinsip integritas, transparansi, dan akuntabilitas harus dijunjung tinggi. Sayangnya, saya tidak melihat hal itu di diri formatur saat ini. Tidak ada penjelasan objektif mengapa Cabang HMI Tasikmalaya belum dilantik,” ungkapnya.
Momentum Konfercab dan Kepentingan yang Membelit Zilzia menyoroti bahwa proses Konferensi Cabang (Konfercab) sering kali menjadi ajang pertarungan kepentingan yang membuat penyelesaian masalah menjadi rumit. “Momentum Konfercab ini selalu diselimuti berbagai kepentingan, sehingga bukan sekadar pertarungan politik, melainkan juga pertarungan kepentingan. Padahal, masalah ini seharusnya tidak begitu alot,” jelasnya.
Peran Senior dan Alumni dalam OrganisasiLebih lanjut, Zilzia mengingatkan pentingnya peran senior dan alumni dalam organisasi. Namun, ia menegaskan bahwa peran tersebut seharusnya sebatas memberikan masukan dan konsekuensi logis atas keputusan yang diambil, tanpa mencampuri urusan operasional.
“Idealnya, alumni hanya memberikan masukan. Karena yang akan menjalankan kepengurusan adalah mereka yang ‘sedang’, bukan yang ‘sudah’. Ini penting agar organisasi tetap sehat dan regenerasi berjalan dengan baik,” tuturnya.