Fikes UMTAS Gelar Program MBKM untuk Atasi Stunting di Tasikmalaya

umtas
Fakultas Kesehatan Umtas melaksanakan program Membangun Desa di Kelurahan Setiawargi, Tamansari dengan fokus utama pada upaya penurunan prevalensi stunting. (istimewa)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS), melalui Lembaga Pengembangan Pendidikan, mengimplementasikan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dengan pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat di Kelurahan Setiawargi, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.

Program bertajuk “Membangun Desa” ini difokuskan pada upaya penanganan stunting, yang menjadi salah satu tantangan utama di wilayah tersebut.

Berdasarkan data e-PPGBM Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, angka stunting pada tahun 2024 mengalami kenaikan 1,3%, sehingga angkanya menjadi 11,78%.

Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan

Tahun sebelumnya, angka stunting tercatat sebesar 10,75%. Kecamatan Kawalu menjadi wilayah dengan prevalensi tertinggi, yakni 986 kasus balita stunting, disusul Kecamatan Cibeureum 628 kasus dan Kecamatan Tamansari 508 kasus.

Dalam program ini, tim pelaksana dari Fikes UMTAS memberikan pelatihan pengelolaan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) dan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK).

Pelatihan ini bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterampilan ibu hamil, kader kesehatan, serta orang tua bayi dan balita. Fokus utamanya adalah pencegahan stunting pada bayi usia 6-12 bulan melalui edukasi tentang nutrisi seimbang dan pemantauan tumbuh kembang anak.

Ketua Program Membangun Desa, Muhammad Iqbal Fajar Setiawan, menegaskan bahwa pendekatan berbasis pemberdayaan masyarakat sangat efektif dalam mengatasi masalah stunting.

“Kami percaya, dengan melibatkan masyarakat secara aktif, terutama ibu-ibu hamil dan kader kesehatan, kita dapat bersama-sama menurunkan angka stunting di wilayah ini,” jelasnya.

Program ini melibatkan pelatihan intensif, diskusi kelompok, serta pendampingan langsung untuk memastikan peserta mampu menyajikan MP-ASI yang bernutrisi dan mendeteksi dini tanda-tanda stunting.

Dengan melibatkan kader sebagai fasilitator utama, program ini tidak hanya memberikan dampak langsung tetapi juga menciptakan keberlanjutan di tingkat komunitas.

Baca Juga:Cegah Perkampungan Sepi Seperti di Jepang dan Korsel, Pemerintah Dorong Warga Hidupkan DesaMAN 1 Tasikmalaya Gelar Seleksi KSM dan OSN untuk Cetak Siswa Berprestasi

Acara puncak program berlangsung di Gedung Kelurahan Setiawargi pada 3 Desember 2024, dihadiri oleh 40 peserta, termasuk stakeholder dari kelurahan, desa, dan pimpinan UMTAS.

Dalam acara tersebut, disampaikan materi SDIDTK dan demonstrasi pengolahan MP-ASI yang disambut antusias oleh para ibu hamil dan kader kesehatan.

Wakil Rektor I UMTAS, Dr Lilis Lismayanti MKep, mengapresiasi keterlibatan masyarakat dalam program Membangun Desa ini.

0 Komentar