TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Masalah pencemaran lingkungan di Tempat Pemrosean Akhir (TPA) Ciangir, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya terus menjadi sorotan.
Setelah menginjak bulan ketiga keluhan masyarakat mengemuka, Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Sekretaris Daerah, Drs H Asep Goparullah, akhirnya merespons, dengan mengerahkan berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk menangani dampak lingkungan dan memperbaiki infrastruktur di wilayah tersebut.
Asep menyebutkan bahwa sejumlah program telah direncanakan di tahun 2025 untuk wilayah Ciangir, termasuk pembangunan sumur artesis, perbaikan jalan rusak, dan peningkatan sarana-prasarana pendidikan.
Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan
“Rakor dilaksanakan beberapa waktu lalu dan itu untuk 2025 ada beberapa kegiatan-kegiatan untuk mendukung kelancaran TPA Ciangir. Berkaitan nanti dengan kesehatan, juga ada. Sudah terjadwalkan,” ujar Asep saat ditemui usai Musrenbang di Kecamatan Indihiang, Senin 20 Januari 2025.
Namun, sikap pemerintah ini menuai kritik lantaran terkesan lamban. Dampak pencemaran lingkungan, yang terutama berupa bau menyengat, telah dirasakan warga selama berbulan-bulan bahkan berulang setiap tahunnya tanpa solusi konkret.
Bahkan, SDN Ciangir yang berada dekat dengan TPA hanya merasakan dampak menghirup aroma bau sampah. Padahal akademisi hingga pengamat anak menyatakan, potensi risiko kesehatan dan kualitas hidup warga dan anak-anak terancam.
“Iya sekolah itu, bagian yang akan diperbaiki di 2025. Kalau dampak itu hanya bau-nya saja. Informasinya seperti itu. Tapi kaitan dengan lainnya tidak terlalu. Hanya baunya saja. Tapi nanti secara teknis disampaikan oleh pak Kadis. Karena kemarin membahas secara garis besar saja. Untuk program-program itu nanti Dinas Kesehatan masuk, DPUTR, Dinas Perhubungan juga kaitan dengan penerangannya. Dinas Pendidikan juga masuk di sana. Air bersihnya juga,” paparnya.
Asep juga menegaskan bahwa sinergi OPD dalam menangani isu Tamansari bukan hanya karena pencemaran lingkungan yang menjadi perhatian publik.
“Enggak juga. Di samping pencemaran, kita kan juga harus seimbang. Kalau ke sana kan jalan rusak. Perlu air bersih kita juga berikan,” jelasnya.
Meski program-program telah direncanakan, detail pelaksanaannya masih samar.
Hingga kini, pemerintah masih dalam tahap pembahasan, termasuk mencari lokasi yang cocok untuk sumur artesis dan mengakomodasi usulan masyarakat.