Akademisi Sebut Revisi Amdal TPA Ciangir Perlu Dilakukan untuk Menganalisa Ulang Dampak yang Terjadi

sampah di TPA Ciangir
Mobil pengangkut sampah keluar dari TPA Ciangir. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

“Belum lagi penyakit. Itu terkait dengan jiwa, enggak bisa ditoleransi lagi. Jadi mungkin aja nanti ada AMDAL revisi, solusinya relokasi. Relokasi biayanya besar, sekarang persoalannya, biaya atau jiwa? Kalau peduli menyelamatkan jiwa, termasuk masa depa anak, tumbuh kembang tidak optimal, misalkan. Itu kalau mau dihitung kerugian secara nominal, berapa?” ungkapnya.

Randi berharap pemerintah daerah, khususnya wali kota yang baru, dapat mengambil langkah konkret untuk menyelesaikan persoalan ini, termasuk melalui penyusunan ulang AMDAL yang melibatkan berbagai pihak.

Langkah tersebut diharapkan tidak hanya menyelesaikan masalah lingkungan, tetapi juga mengembalikan fungsi sosial dan budaya di sekitar wilayah TPA Ciangir.

Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan

Salah satu dampak nyata pencemaran ini dirasakan di SDN Ciangir, yang berada kurang dari 500 meter dari TPA Ciangir.

Di belakang sekolah tersebut terdapat gunungan sampah dan kolam leachate yang kerap menimbulkan bau tidak sedap.

Siswa-siswi dan guru di sekolah ini sering terganggu oleh bau tersebut saat proses belajar-mengajar, dengan beberapa di antaranya menutup hidung menggunakan barang apapun yang ada di sekitar.

Sebelumnya, Yayan Nusyana, guru pendidikan jasmani di SDN Ciangir, mengungkapkan bahwa bau menyengat dan potensi pencemaran dari kolam leachate menjadi perhatian utama bagi para guru dan juga masyarakat sekitar.

“Benteng pembatas ini penting, tidak hanya untuk memisahkan lingkungan sekolah dengan TPA, tetapi juga untuk mengurangi risiko yang mungkin ditimbulkan dari kolam leachate. Ini demi kenyamanan dan kesehatan siswa saat belajar,” ujarnya.

Ia juga menekankan perlunya kolaborasi antara pemerintah daerah dan pihak terkait untuk merealisasikan pembangunan benteng pembatas tersebut sebagai langkah mitigasi pencemaran dan memastikan kenyamanan lingkungan belajar bagi para siswa.

Sementara itu, Wali Kota Tasikmalaya terpilih, Viman Alfarizi Ramadhan, juga memberikan tanggapan terkait penanganan dampak pencemaran di wilayah Ciangir.

Baca Juga:Cegah Perkampungan Sepi Seperti di Jepang dan Korsel, Pemerintah Dorong Warga Hidupkan DesaMAN 1 Tasikmalaya Gelar Seleksi KSM dan OSN untuk Cetak Siswa Berprestasi

Ia menyatakan pentingnya perhatian terhadap kondisi tersebut agar masyarakat sekitar tidak terdampak.

Viman juga membahas potensi alat yang akan didatangkan dari provinsi untuk mengurangi gas metana yang dihasilkan dari tumpukan sampah.

0 Komentar