TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kebijakan pelarangan siswa membawa handphone (HP) ke sekolah yang diterapkan oleh SMPN 2 Kota Tasikmalaya mendapat perhatian nasional.
Tenaga Ahli Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Fahmi Syairul Alim, MA, ditugaskan untuk mengkaji kebijakan ini lebih mendalam dengan melakukan peninjauan langsung ke sekolah tersebut.
Fahmi menyatakan bahwa kebijakan ini bisa menjadi inovasi pendidikan yang dapat menjadi contoh bagi sekolah lain di Indonesia.
Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan
“Kami melihat bagaimana kebijakan ini tidak hanya diterapkan dengan baik, tetapi juga melibatkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk swasta, untuk memudahkan siswa, terutama dalam hal transportasi pulang sekolah,” ujarnya saat kunjungan ke SMPN 2, Sabtu 19 Januari 2025.
Menurut Fahmi, ketergantungan terhadap gadget merupakan fenomena internasional yang perlu diatasi secara serius.
Kebijakan pelarangan HP ini juga mendapat respons positif, dengan peningkatan interaksi sosial antar siswa dan kegiatan belajar yang lebih kondusif.
Kepala SMPN 2, Hj Affi Endah Navilah MPd, menjelaskan bahwa kebijakan ini muncul akibat kekhawatiran atas kecanduan gadget yang mengurangi sosialisasi siswa.
“Kami melihat anak-anak cenderung bermain game online atau bermedia sosial saat istirahat, sehingga sosialisasi antar teman sangat minim,” jelas Affi.
Sebagai alternatif, pihak sekolah memanfaatkan aplikasi transportasi Grab untuk memudahkan pengelolaan transportasi siswa.
Fasilitas ini disetujui oleh hampir semua orangtua siswa, yang mendukung kebijakan demi menciptakan atmosfer pembelajaran yang lebih baik.
Baca Juga:Cegah Perkampungan Sepi Seperti di Jepang dan Korsel, Pemerintah Dorong Warga Hidupkan DesaMAN 1 Tasikmalaya Gelar Seleksi KSM dan OSN untuk Cetak Siswa Berprestasi
Ketua Komite SMPN 2, Bode Riswandi, menambahkan bahwa kebijakan ini membawa dampak positif, termasuk meningkatnya kunjungan siswa ke perpustakaan dan berkurangnya konflik akibat viralnya konten di media sosial. (Firgiawan)