TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sejumlah aktivis di Kota Tasikmalaya menggelar pameran lingkungan hidup untuk mengkritik keberadaan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) dan pabrik daur ulang plastik di Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari.
Dua objek itu diduga telah menjadi penyebab pencemaran di sekitar TPA Ciangir. Pameran ini diharapkan dapat mengajak kaum muda dan pemangku kepentingan melawan kejahatan lingkungan.
Pameran bertajuk “Ciangir Melawan” ini diadakan komunitas Pasar Gratis Tasikmalaya pada Sabtu (18/1/25) malam hingga Minggu (19/1/2025) dini hari, di perempatan Jalan Dr Sukarjo, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Komunitas itu berisi perkumpulan para aktivis yang konsen bergerak di isu sosial dan lingkungan.
Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan
Puluhan foto-foto bukti dampak pencemaran dipajang. Mulai dari potret ratusan kilo ikan mati, air menghitam, tangan warga yang terkena gatal-gatal, hingga kondisi TPA Ciangir yang mengkhawatirkan.
Pegiat Pasar Gratis Tasikmalaya, Nata, menjelaskan tujuan mereka menggelarnya di pinggir jalan, agar publik bisa melihatnya secara gratis meski hanya sebentar.
“Setidaknya warga di pusat Kota Tasikmalaya harus tahu, bahwa sampah-sampah yang dihasilkan mereka, dikirim ke TPA Ciangir. Dampaknya dirasakan warga Ciangir. Mestinya orang-orang sini berterimakasih, bahkan peduli, sebab yang merasakan dampaknya hanya warga Ciangir,” kata Nata saat dijumpai di lokasi.
Sebagai pemantik, Pasar Gratis Tasikmalaya juga menjajakan buku-buku gratis, untuk dibaca di tempat atau bahkan dibawa pulang untuk dipinjam.
Nata menyebut pameran itu akan berlangsung setiap pekan, sampai warga hingga Pemerintah Kota Tasikmalaya benar-benar menunjukkan kepeduliannya kepada warga terdampak di Ciangir.
“Setidaknya mereka mau melihat, membaca, atau bahkan bertanya. Ada apa di Ciangir? Mereka harus lihat dampaknya meski lewat sebuah foto,” tutur Nata.
Selain foto-foto, komunitas ini juga menyuguhkan bacaan-bacaan dengan isu yang sesuai, yakni kejahatan lingkungan. Seperti tulisan soal salah kaprah pengelolaan sampah berjudul “Denotasi” karya WALHI Jawa Timur. Serta kumpulan tulisan dalam tajuk “Ruang Hidup” dari Catatan Marjin Bawah.
Baca Juga:Cegah Perkampungan Sepi Seperti di Jepang dan Korsel, Pemerintah Dorong Warga Hidupkan DesaMAN 1 Tasikmalaya Gelar Seleksi KSM dan OSN untuk Cetak Siswa Berprestasi
Rencananya pada jadwa pameran berikutnya, ragam kegiatan akan dihelat. Seperti bedah buku, dialog interaktif dengan isu pencemaran lingkungan, hingga penampilan kreatifitas dari para pegiat.