Akademisi Sarankan Kesehatan Anak-Anak Ciangir Segera Dicek

anak-anak ciangir harus diperiksa kesehatan
Beberapa anak berlarian di lapangan sepakbola SDN Ciangir. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Keluhan gatal-gatal hingga sesak nafas dan mudah lelah, yang dirasakan pelajar SDN Ciangir, Kelurahan Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, diduga akibat pencemaran udara.

Hal itu disinyalir lantaran jarak antara sekolah dengan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ciangir, relatif dekat, sekitar 200-300 meter dari area kolam leachate.

Akademisi kesehatan, Unang Arifin Hidayat MKes, mengatakan hal tersebut mungkin saja terjadi jika menghitung kedekatan lokasi antara sekolah dengan TPA Ciangir.

Baca Juga:Inilah Khasiat Daun Kelor yang Membuatnya Sangat Mahal di Eropa, Hanya Orang Kaya Mampu BeliMomen Penuh Keakraban, Perayaan 5 Tahun Honda ADV Club Karawang yang Tak Terlupakan

“Pencemaran itu bukan saja mencemari air minum, bisa saja ke faktor lingkungan fisik lain. Termasuk pencemaran udara, bisa saja. Tapi bisa saja itu berasal dari adanya polusi udara. Sebab ini dekat dengan faktor yang permasalahan sedang berkembang ya. Bisa saja memang berdampak pada pencemaran udara,” kata Unang kepada Radar, Kamis 16 Januari 2025.

Mengenai keluhan para siswa di SDN Ciangir, ia tak bisa langsung memastikan gejala penyakit ISPA. Ia menyarankan pemerintah untuk bertindak dengan cara pemeriksaan terpadu kepada siswa dan warga Ciangir.

“Langsung ke ISPA itu berproses memang. Tidak langsung. ISPA itu kan berarti infeksi, bakteri, virus, atau jamur. Jadi prosesnya memang lama. Tetapi permasalahannya, apakah itu efek dari pencemaran? Bisa saja salah satunya dari efek pencemaran udara yang di sekitar lingkungan. Infeksi sudah lama bisa saja terjadi ISPA. Tanda-tandanya ya sesa nafas, jika pendek nafas ya memang karena ada gangguan. Bisa saja terjadi seperti itu,” tuturnya.

“Untuk memastikan itu, ada khusus pemeriksaan yang berkaitan dengan pola nafas. Untuk deteksi awal bisa saja berkoordinasi dengan Puskesmas. Sebab bisa saja itu juga dari asap knalpot, dari bakaran sampah,” tambah Unang.

Meski banyak faktor untuk menegaskan penyakit ISPA. Unang menjelaskan fakta keberadaan sekolah dan TPA Ciangir tak bisa ditampikkan.

“Hanya kalau dilihat dai faktor risiko yang diutarakan. Bisa saja dari sana (pencemaran). Bisa juga dari rumahnya ada terbawa, daya tahan tubuhnya menurun, ditambah di sekolah demikian. ISPA itu banyak faktor. Tapi untuk menetapkannya harus diperiksa dengan khusus,” sebutnya.

0 Komentar