TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menjelang kepemimpinan Wali Kota yang baru oleh pasangan Viman Alfarizi Ramadhan dan Diky Candra, pejabat-pejabat Pemkot Tasikmalaya berpotensi mengalami pergeseran. Hal tersebut pada dasarnya sudah menjadi hal lumrah di birokasi.
Pasca ditetapkan sebagai Wali Kota Tasikmalaya terpilih, Viman-Diky tinggal menunggu agenda pelantikan dan secara resmi akan memimpin Kota Resik ini. Mereka pun dituntut untuk melaksanakan apa yang menjadi visi misi saat maju di Pilkada 2024 kemarin.
Kebijakan dan program Kepala Daerah sendiri tidak lepas dari dukungan serta kemampuan pimpinan di setiap Organisasi Petangkat Daerah (OPD) atau dinas. Maka dari itu otak atik posisi pejabat sangat dimungkinkan terjadi, terlebih untuk mendukung reformasi birokrasi.
Baca Juga:Dulunya Tempat Pengobatan Alternatif, Tahu-Tahu Jadi Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Lalu Bubar Karena KasusSelamat Datang AKBP M Faruk Rozi, Tongkat Komando Polres Tasikmalaya Kota Resmi Berpindah Tangan
Terkait hal ini, Viman mengatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah memang memiliki perangkat berbeda. Pasalnya Presiden memilik menteri yang meupakan jabatan politik dan bisa diganti. “Kalau di daerah ini ka. Jabatan karier, PNS,” ungkapnya, Kamis (9/1/2025).
Kendati demikian kata Viman, ini menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya dalam mengelola sisi birokrasi. Pihaknya akan melihat potensi dan kemampuan dari para birokrat untuk disesuaikan dengan posisi jabatannya. “Semua punya hak yang sama, berbicara prestasi dan out come (kinerja pejabat),” ucapnya.
Maka dari itu pihaknya akan melakukan penilaian terhadap kinerja dan kemampuan dari para pejabat. Supaya formasi kabinet bisa mendukung keberhasilannya dalam memimpin Kota Tasikmalaya. “Saya harus bisa merasakannya dulu, karena kita harus objektif,” tuturnya.
Meskipun tidak bisa mencopot kadis layaknya presiden mengganti menteri, namun dirinya bisa melakukan rotasi pejabat. Sehingga setiap jabatan dipegang oleh pejabat yang tepat sesuai kemampuan dan kinerjanya. “Tergantung potensinya seperti apa, out come nya seperti apa,” terangnya.
Menurutnya hal itu merupakan bagian dinamika yang harus dia hadapi supaya program dan kebijakannya berjalan maksimal. Menurutnya langkah itu merupakan sebuah seni dalam kepemimpinan. “Di situ seninya, pengembangan sumber daya manusia,” terangnya.
Seperti halnya di RSUD dr Soekardjo Viman mengaku bahwa dirinya memang ingin melakukan perbaikan di faskes milik pemerintah tersebut. Meskipun hal itu tidak bisa dilakukan secara instans sekaligus. “Kita akan melakukan itu secara bertahap,” terangnya.