“Kami haus menyiasati agar hak belajar anak-anak kami tidak hilang. Kekurangan ruang. Ini yang semula ruang guru, sekarang sudah tidak dipakai karena sudah bolong-bolong. Kami bahkan khawatir, suatu saat akan roboh dan akan merembet ke kelas-kelas lain yang satu bangunan ini,” ungkap Yayan Nusyana, Guru SDN Ciangir.
Menurutnya kondisi kekurangan ruang kelas hingga fasilitas pendukung lainnya itu sebenarnya telah disampaikan kepada Dinas Pendidikan Kota Tasikmalaya pada tahun lalu. Bahkan sebelum dirinya mengajar di SDN Ciangir, guru dan kepala sekolah terdahulu juga telah menyampaikan hal serupa.
“Kami maunya ada perbaikan terhadap bangunan sekolah. Kelas yang layak, perpustakaan yang layak, ruang guru yang memadai. Kami bahkan saat mengajar sering khawatir, apalagi jika terdengar suara genteng yang jatuh. Ketika hujan, ya gitu, kami suka menadah air menggunakan ember,” cerita Yayan.
Baca Juga:Cara Mengubah Sepeda Motor Bensin Menjadi Berbahan Bakar GasAkhirnya Sekarang Jadi Paham, Begini Cara Menghitung Pajak Progresif Mobil dan Motor
Guru Penjas itu menilai, kekurangan ruangan layak ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif. Karena selain fokus pada pelajaran, siswa juga harus mawas diri dengan potensi bahaya akibat ruang kelas rusak.
“Mereka masa depan kita. Mereka tetap harus mendapatkan pendidikan yang layak, salah satunya dengan fasilitas yang baik pula,” kata Yanyan sembari menunjuk salah satu bangunan sekolah yang sudah rusak.
Kini, warga sekolah telah mendengar ada rencana dari Pemerintah Kota Tasikmalaya memperbaiki SDN Ciangir. Informasi itu memberi sedikit harapan setelah menanti selama tujuh tahun.
Topik perbaikan sekolah tersebut memang sempat dibahas Pemkot Tasikmalaya bersamaan dengan isu pencemaran yang terjadi di sana.
“Kami mau yang terbaik diberikan kepada para pelajar. Pembangunans ekolah ini penting jika ingin masa depan anak-anak cerah. Semangat belajar anak-anak dan dedikasi luar biasa guru jangan dihambat dengan kurangnya fasilitas ini,” ungkap dia.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Kota Tasikmalaya menggelar rapat koordinasi tertutup mengenai penanganan masalah pencemaran di Kawasan TPA Ciangir dan sekitarnya pada Kamis (9/1/2025) di Bale Kota.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, menyampaikan bahwa rakor itu membahas beberapa masalah terkait pencemaran dan TPA Ciangir.