Korban Dugaan Penganiayaan di Kota Tasikmalaya Meninggal Dunia, Tapi Keluarga Tolak Autopsi?

Korban penganiayaan geng motor meninggal dunia, keluarga menolak autopsi
Polisi melakukan penyelidikan kejadian meninggalnya Aryoga Sutisna (17) yang terkapar di Jalan Wasita Kusumah Kecamatan Indihiang yang diduga korban penganiayaan.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Meninggalnya seorang remaja setelah ditemukan terkapar di Jalan Wasita Kusumah Kecamatan Indihiang dicurigai sebagai korban kekerasan atau penganiayaan. Kendati demikian, keluarga korban menolak autopsi yang merupakan bagian penting dalam proses penyelidikan dan penyidikan kepolisian.

Korban adalah Aryoga Sutisna (17), warga Neundeut Desa Sukaraharja Kecamatan Cisayong. Dia ditemukan terkapar bersama temannya yang bernama Nando Setiawan di sekitar terminal tipe A.

Pada kejadian tersebut Nando hanya mengalami luka ringan dan selamat. Sedangkan Yoga menghembuskan nafas terakhirnya di rumah sakit Hermina.

Baca Juga:Ada Tambahan Hukuman Bagi Pimpinan Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Gara-Gara Rudapaksa SantriwatiTolak Miras Sampai Prostitusi, Warga Cilolohan Kota Tasikmalaya Geruduk Reddoorz

Kapolsek Indihiang, Kompol H Iwan menerangkan bahwa salah satu korban, Aryoga mengalami luka cukup serius. Nyawanya tidak tertolong dan meninggal dunia di rumah sakit. “Satu hanya luka ringan, satu lagi meninggal dunia,” ungkapnya kepada Radar, Minggu (12/1/2025).

H Iwan mengakui bahwa dugaan awal mereka merupakan korban kecelakaan tunggal di mana sepeda motor yang dikemudikan hilang kendali dan menabrak trotoar. Namun polisi melihat ada indikasi kekerasan atau penganiayaan. “Dari Sat Reskrim Polres sudah turun untuk menyelidiki, Unit Reskrim Polsek juga ikut backup,” tuturnya.

Teman korban yang selamat, kata H Iwan, sudah diperiksa dan dimintai keterangan juga oleh penyidik. Meskipun tidak disebutkan detail, pihaknya tidak memungkiri adanya indikasi adanya tindak pidana penganiayaan. “Masih terus diselidiki,” katanya.

Dalam kasus ini pihak keluarga cenderung tertutup dan enggan diwawancarai oleh wartawan. Bahkan, keluarga juga menolak jenazah Aryoga diautopsi dan meminta perkaranya dihentikan.

Hal itu diakui oleh Ketua RT setempat Andi Nurwandi yang cukup menyesalkan atas sikap dari keluarga. Meskipun ada hak dari keluarga untuk menolak, namun setidaknya autopsi bisa membantu kepolisian dalam melakukan penyidikan. “Sebagai warga sangat menyayangkan, tapi itu balik lagi ke pihak keluarga,” ungkapnya, Senin (13/1/2024).

Dikhawatirkan, Aryoga merupakan korban dari berandalan bermotor yang kerap berulah di jalanan. Jika kasus ini tidak terungkap, artinya pelaku terus berkeliaran dan bisa menyasar warga lainnya. “(geng motor) sangat meresahkan, apalagi untuk orang tua yang punya anak,” tuturnya.

0 Komentar