Pencemaran Membuat Sumber Air Bersih Berganti Jadi Sumber Penyakit

pencemaran membuat sumber air berubah jadi sumber penyakit
mamad turun ke kolam ikan miliknya yang kini dibiarkan kosong tanpa ikan setelah terjadinya pencemaran, Jumat 10 Januari 2025. (Ayu Sabrina/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Semua ekosistem wilayah terikat dalam hubungan timbal balik. Manusia tidak dianggap lebih unggul dari alam dan alam diciptakan bukan untuk melayani manusia. Semuanya memiliki peranan yang sama dan saling menjaga.

Nilai-nilai itu diterapkan masyarakat di Kampung Sinargalih Kelurahan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang lingkungannya kerap tercemar oleh limbah sejak belasan tahun lalu. Kepada Radar, Mamad (65), warga asli Kampung Sinargalih menerangkan bahwa banyak kebiasaan yang dilakukan di alam, kini perlahan luntur.

Seperti menangkap ikan, menggunakan sungai untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, mandi, dan mencuci, hingga bermain. Kegiatan-kegiatan ini, sering dilakukan saat Mamad kecil, remaja, hingga dewasa.

Baca Juga:Akhirnya Sekarang Jadi Paham, Begini Cara Menghitung Pajak Progresif Mobil dan MotorKepala BKN Dorong Percepatan Seleksi PPPK 2024 Tahap 2 untuk Optimalisasi Penyerapan Tenaga Non-ASN

“Budak ayeunamah tos teu kitu. Sepuh-sepuh na oge kasieunan, bisi barudakna garatel, budug (anak sekarang mana ada seperti itu. Orangtuanya juga takut anakya gatal-gatal, budug, red),” ujarnya dalam bahasa Sunda.

Hal ini kemudian memengaruhi psikologis anak untuk tidak bermain di sungai atau berinteraksi dengan alam. Meski begitu ia memaklumi lantaran kondisi alam saat ini sudah tidak bersih seperti dulu. Air di sungai yang dahulu bisa digunakan untuk mandi, kini sudah tercemar.

Akibatnya, sungai yang dulu menjadi sumber kehidupan kini justru menjadi ancaman. Airnya keruh dan berbau, sementara limbah industri diduga juga turut mencemari tanah dan udara di sekitarnya. Hal ini tak hanya mengancam kesehatan warga, tetapi juga merusak budaya dan kebiasaan lokal yang telah berlangsung selama beberapa generasi.

Warga mengeluhkan sumur dan sungai mereka tercemar limbah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Ciangir dan pabrik daur ulang plastik. Akibatnya, warga kesulitan air bersih dan harus mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp20.000 per hari untuk membeli air bersih.

“Bersih pisan cai di dieu teh kapungkur mah, jauh sateuacan aya na TPA sareng pabrik. Ayeuna aranjeunna nu ngarusak alam urang! (Bersih banget dulu air di sini sebelum ada TPA dan pabrik. Sekarang mereka merusak alam kita, red)” sebutnya.

Dalam ingatannya, sungai adalah salah satu sumber daya alam yang penting bagi kehidupan manusia. Sungai memberikan air bersih, keanekaragaman hayati, bahkan di beberapa wilayah sebagai sarana transportasi dan pariwisata.

0 Komentar