783 Ton Sampah di Kabupaten Tasikmalaya Kurang Terurus, Pemerintah Harus Optimalkan Sistem Tempat Pengelolaan

Sampah di Kabupaten Tasikmalaya
Aktivis mahasiswa, Teni Ramdhani, berada di area tumpukan sampah di pinggir Jalan Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Senin, 13 Januari 2025. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Persoalan pengelolaan sampah di Kabupaten Tasikmalaya menjadi perhatian serius dari aktivis mahasiswa, salah satunya Teni Ramdhani.

Teni mendesak Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang, Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan Lingkungan Hidup (DPUTRPRKPLH) Kabupaten Tasikmalaya untuk segera mengoptimalkan sistem Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di setiap kecamatan.

Desakan ini dilatarbelakangi oleh buruknya pengelolaan sampah yang berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Baca Juga:5 Tips Jitu Aman Berkendara di Musim Hujan yang Wajib Kamu Tahu!Cerita Warga Soal Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, Sampai Pasang Spanduk Usir Tersangka

Teni mengungkapkan bahwa minimnya fasilitas pengelolaan sampah mendorong masyarakat membuang sampah ke sungai, jalan sepi, rumah kosong, hingga hutan.

”Banyak masyarakat yang membuang sampah ke Sungai Cimawate atau Ciwulan, ke tepi jalan yang sepi, rumah kosong, dan hutan, dikarenakan minimnya fasilitas pengelolaan sampah yang disediakan pemerintah,” ujarnya kepada Radartasik.id, Senin, 13 Januari 2025.

Hal ini, menurutnya, tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga merusak ekosistem serta mengancam kualitas air dan udara.

Kabupaten Tasikmalaya sendiri menghasilkan sekitar 900 ton sampah setiap hari, namun hanya 13 persen atau 117 ton yang mampu ditangani oleh pemerintah.

Dengan kata lain, sekitar 783 ton sampah tidak terkelola dengan baik setiap harinya.

Menurut Teni, akar persoalan ini adalah kurangnya armada pengangkut sampah dan minimnya fasilitas pengelolaan sampah, yang menyebabkan beberapa wilayah tidak terjangkau layanan pengelolaan.

”Masyarakat di desa-desa sering kebingungan membuang sampah, karena mobil pengangkut jarang datang dan tidak di semua desa ada program bank sampah yang efektif. Kondisi ini harus segera diatasi dengan solusi yang lebih terstruktur dan berkelanjutan,” beber Teni.

Baca Juga:Sapi yang Mati Akibat Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Tasikmalaya Terus BertambahPolres Tasikmalaya Amankan Teman Sebaya Gadis Cantik Asal Tasik yang Hilang dan Ditemukan di Brebes

Teni menyoroti pentingnya pembangunan TPST di setiap kecamatan sebagai langkah awal.

TPST ini harus mampu mengelola sampah organik dan anorganik secara optimal.

Ia juga menekankan perlunya peningkatan jumlah dan jangkauan layanan mobil pengangkut sampah, terutama ke desa-desa yang selama ini belum terjangkau.

Selain itu, integrasi pengelolaan sampah dengan peluang usaha seperti daur ulang, pembuatan kompos, dan energi terbarukan diusulkan untuk menciptakan nilai ekonomi baru.

Teni juga mendorong partisipasi generasi muda dalam pembangunan dan pengelolaan TPST melalui program kerja sama dengan pemerintah.

0 Komentar