Sapi yang Mati Akibat Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Tasikmalaya Terus Bertambah

Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Tasikmalaya
Tim Unit Reaksi Cepat (URC) Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya memberikan vaksin dan pengobatan terhadap sapi yang terindikasi terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) baru-baru ini. (Istimewa for Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Peningkatan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Tasikmalaya menjadi perhatian serius.

Hingga Minggu, 12 Januari 2025, jumlah kasus tercatat meningkat dari 470 menjadi 503 kasus.

Dampaknya juga terlihat pada tingkat kematian sapi, yang naik dari 36 ekor menjadi 61 ekor.

Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Tasikmalaya ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyebaran yang lebih luas.

Baca Juga:Seja Babakti Sanes Ngabati, Pencinta Alam Tasikmalaya Utara Terjun Bersih-Bersih SampahHarga Cabai di Tingkat Petani Kabupaten Tasikmalaya Meroket hingga Rp 88.000 per Kilogram

Asep Yanto Risdiyanto SPt, Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) Kabupaten Tasikmalaya, menjelaskan bahwa kasus PMK terutama terjadi di 16 kecamatan, dengan konsentrasi di wilayah Tasik Selatan, seperti Cipatujah, Parungponteng, Cikalong, Bantarkalong, Karangnunggal, dan Cibalong.

Dari total 503 kasus, 61 sapi mati dan 41 ekor lainnya dipotong paksa oleh pemilik untuk mencegah penyebaran.

Pemerintah setempat membentuk Tim Unit Reaksi Cepat (URC) untuk memutus rantai penyebaran PMK.

”Kami membentuk Tim URC, yang sudah turun ke 100 titik lokasi di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, terutama di 16 wilayah penyebaran PMK,” kata Asep kepada Radartasik.id.

Tim URC ini telah melakukan edukasi, sosialisasi, dan vaksinasi di lokasi-lokasi tersebut.

Sebanyak 140 dosis vaksin telah diberikan, sementara 412 sapi mendapat pengobatan, dan desinfeksi kandang dilakukan di 29 lokasi.

Selain itu, pasar hewan ditutup sementara hingga 27 Januari 2025 untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Baca Juga:Dari Kasus Pimpinan Rumah Tahfidz Daarul Ilmi, Pengurus GP Ansor Soroti Pengawasan Kemenag Kota TasikmalayaKasus Pimpinan Daarul Ilmi Rudapaksa Santriwati, Ulama Tasikmalaya Ini Minta Proses Hukum Sampai Tuntas

Peternak juga diimbau untuk melakukan penanganan mandiri, seperti memisahkan hewan ternak yang sakit dan menjaga sanitasi kandang.

Langkah ini diyakini efektif untuk mencegah penyebaran, karena banyak sapi yang berhasil sembuh dengan pengobatan yang tepat.

Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Tasikmalaya, Tatang Wahyudin SP MP, meminta masyarakat untuk tetap tenang.

Ia mengingatkan bahwa daging sapi dari ternak yang terinfeksi PMK masih aman dikonsumsi jika dimasak dengan matang. ”Jangan setengah matang,” ungkapnya.

Namun, bagian tertentu seperti mulut (bibir dan lidah), kaki, dan organ dalam tidak disarankan untuk dikonsumsi.

Masyarakat diharapkan terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan pemerintah untuk memastikan kesehatan ternak serta keamanan pangan.

Langkah kolektif ini diharapkan mampu menekan penyebaran PMK di wilayah Kabupaten Tasikmalaya. (Diki Setiawan)

0 Komentar