PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Kesenian Ronggeng Gunung Pangandaran diusulkan masuk kurikulum sekolah. Minimal menjadi sebuah ekstrakurikuler.
Hal itu diusulkan Dewan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran yang belum lama berdiri. Tujuannya, untuk menguatkan karakter anak dari sisi budaya.
Anggota Dewan Kebudayaan Pangandaran, Rangga Rineka Pawa, mengatakan, sudah saatnya Ronggeng Gunung masuk sekolah untuk penguatan karakter budaya siswa.
Baca Juga:Pimpinan Dewan Pangandaran Ungkap Alasan Menolak Mobil Dinas BaruPengadaan Mobil Dinas Baru Bupati Pangandaran Disoal, KNPI Datangi DPRD
Misal, kata dia, ketika ada event akbar bisa melibatkan anak-anak sekolah.
“Dibuat dalam kemasan Pasanggiri Ronggeng Gunung. Bisa pas momen milangkala Pangandaran,” ungkapnya, Jumat 10 Januari 2025.
Selain itu, dengan masuknya seni ronggeng ke sekolah, nantinya ada pemberdayaan seniman. Jadi bukan hanya melestarikan saja.
Ia mengatakan, program itu dapat menjadi fondasi awal pelestarian dan menjaga budaya daerah tetap bisa unjuk gigi di tengah kemajuan zaman.
“Para siswa (Di Pangandaran) harus paham Ronggeng Gunung mulai dari sejarah dan cara mainnya,” jelasnya.
Dengan begitu, kata Rangga, Kabupaten Pangandaran bisa jadi tujuan wisata berkelas dunia dan semakin lengkap jika diiringi dengan menjual sisi budayanya.
“Mereka (anak-anak) harus tahu secara filosofi. Nanti disampaikan bagaimana ciri khasnya (Ronggeng Gunung), tata krama dalam berbudaya. Bisa dibentuk sejak masuk sekolah,” katanya.
Baca Juga:Penumpang Kereta Api di Stasiun Banjar Meningkat, KA Pangandaran Masih FavoritCocok untuk Berlibur, Pantai Pangandaran Kini Dinilai Lebih Bersih
Kepala Bidang SD di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Pangandaran, Darso, menyambut baik usulan yang disampaikan Dewan Kebudayaan Pangandaran.
Namun pihaknya tetap harus mengkaji terkait akulturasi budaya di Pangandaran.
“Kan harus dilihat dulu apakah bisa masuk ekstrakurikuler sekolah. Pasti bisa, cuma di beberapa sekolah seperti Wonoharjo, Padaherang dan Mangunjaya yang kulturnya Jawa (Jawa Tengah) itu pasti sulit,” terangnya. (Deni Nurdiansah)