TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dugaan tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh AR (45), pimpinan Rumah Tahfidz Daarul Ilmi Kota Tasikmalaya, terhadap salah satu santriwatinya menuai kecaman keras dari Ipa Zumrotul Falihah, pengamat perempuan dan anak dari Taman Jingga.
Ia menyerukan pentingnya keberpihakan kepada korban serta langkah-langkah preventif agar kejadian serupa tidak terulang.
“Kasus ini tentu membuat kita marah, kecewa, dan geram. Dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh oknum pimpinan lembaga rumah tahfidz terhadap santrinya sendiri harus kita kecam keras,” tegas Ipa, Jumat 10 Jumat 2025.
Baca Juga:Asyik! Bansos PIP 2025 Segera Cair, Simak Jadwal dan Cara Ngeceknya2024, Tahunnya H Amir Mahpud!
Menurut Ipa, kasus ini kini telah ditangani oleh kepolisian, dan masyarakat perlu mempercayakan proses hukum kepada pihak berwenang.
“Kita kawal kasus ini sampai putusan pengadilan, sehingga terduga pelaku mendapatkan ganjaran seadil-adilnya. Yang tidak kalah penting, korban harus mendapatkan hak-haknya, termasuk melanjutkan hidup dengan baik tanpa gangguan dari pihak mana pun. Kita juga harus menjaga privasi dan identitas korban demi masa depannya,” ujar Ipa.
Ipa menekankan bahwa persoalan seperti yang dilakukan pimpinan Daarul Ilmi bisa terjadi di mana saja, termasuk di lingkungan yang dianggap aman seperti lembaga pendidikan agama.
Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan dan langkah preventif untuk mencegah kekerasan seksual.
“Lembaga-lembaga pendidikan harus berbenah, meningkatkan pengawasan internal, dan memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan oleh negara. Jangan sampai kelalaian dalam memenuhi syarat ini memicu tindak kekerasan seksual,” lanjutnya.
Meski mengecam keras tindakan pelaku, Ipa meminta masyarakat untuk tetap bijaksana dalam menyikapi kasus ini.
Fokus harus diarahkan kepada pelaku, bukan pada lembaga atau kegiatan keagamaan yang ada di dalamnya.
Baca Juga:Direktur RSUD dr Soekardjo Budi Tirmadi Ungkap Alasan PHK 56 PegawaiPersikotas Melaju ke Semifinal Liga 4 Seri Jawa Barat Usai Menang Dramatis 2-1 Lawan Maung Anom
“Lembaga atau kegiatan keagamaannya tidak salah, tetapi marwah lembaga pasti terbawa karena kesalahan oknum. Mari kita fokus mengecam pelaku dan mendukung lembaga untuk berbenah,” katanya.
Ipa juga menekankan pentingnya efek jera bagi pelaku dan kesadaran masyarakat untuk berpikir jernih sebelum bertindak.
“Jangan pernah menjadikan lembaga atau organisasi sebagai tameng untuk melakukan kekerasan seksual. Setop kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan!” pungkasnya.