Sebab menurutnya masalah sampah harus dilihat dari hulu sampai ke hilir. Mulai dari budaya membuang sampah, hingga cara memanfaatkan sampah.
Viman bertekad akan mengkampayekan edukasi hal tersebut dan saling mendukung dengan wilayah lain yang memiliki kesamaan karakteristik serta program.
“Karena kalau kita bandingkan dengan Banyumas, kan pengelolaan sampahnya luar biasa ya. Kalau dibandingkan dengan kita kurang lebih 300 ton per hari dan ke Ciangir 200 ton. Kalau di Banyumas hanya 20 ton ke TPA. Kita harus mereduksi dari rumah tangga, memilah, mengurangi, 3R,” sebutnya.
Baca Juga:Asyik! Bansos PIP 2025 Segera Cair, Simak Jadwal dan Cara Ngeceknya2024, Tahunnya H Amir Mahpud!
“Bahkan bukan dengan kabupaten/kota di Indonesia saja, knowledge sister city juga bisa dari luar, yang memang teknologinya lebih baik. Pendanaan dan alat itab isa kolaborasi dengan siapapun juga,” lanjutnya.
Kesehatan Warga Harus Diperhatikan
Sementara soal adanya aduan warga mengenai kelayakan air sumur mereka dan gatal-gatal pada kulit, direspons Viman sebagai perhatian khusus.
“Itu harus diperhatikan, bagaimana pencegahan ke warga. Nanti dari kesehatan akan pantau, lihat, petakan, dan juga preventif promotifnya seperti apa. Terutama Puskesmas,” katanya. (Ayu Sabrina)